Tuduhan Terbang Saat Indonesia Melanjutkan Ekspor Minyak Sawit

- 20 Mei 2022, 22:52 WIB
Ilustrasii Kelapa Sawit./Instagram @liana1412
Ilustrasii Kelapa Sawit./Instagram @liana1412 /

PRIANGANTIMURNEWS- Antrean panjang truk yang mencoba menurunkan buah sawit yang terbentuk di luar pabrik pengolahan Indonesia minggu ini, menggambarkan semakin mahalnya biaya larangan ekspor minyak sawit oleh produsen terbesar dunia itu.

Truk-truk itu macet selama berhari-hari karena ruang penyimpanan minyak sawit mendekati kapasitas dan, dengan harga tanaman lokal merosot hingga 70 persen, para petani turun ke jalan untuk menuntut perubahan kebijakan.

Presiden Joko Widodo kini telah setuju untuk mencabut larangan ekspor, meskipun upaya untuk membanjiri pasar lokal dengan minyak sawit gagal menurunkan harga minyak goreng ke target pemerintah.

Baca Juga: Stres? Ini Dia Tips Mengatasinya dengan Sehat

"Pada akhirnya, kesadaran yang meningkat bahwa larangan ekspor mulai merugikan produsen minyak sawit tanpa menguntungkan konsumen akhir banyak mendorong pembalikan," kata Wellian Wiranto, ekonom di OCBC Bank di Singapura, dalam sebuah catatan.

Seorang petani kelapa sawit di Sulawesi Barat mengatakan kepada Reuters bahwa truk-truk di daerahnya telah macet selama berhari-hari karena para petani putus asa untuk mencoba membatasi kerugian yang melewati agen dan menurunkan hasil panen mereka.

“Tapi PKS lebih mengutamakan mitra, sehingga jumlah petani nonmitra semakin banyak dan mengantre panjang,” kata Irfan yang menyebut satu nama itu.

Kepedihan yang dialami petani muncul setelah serangkaian perubahan kebijakan yang ditujukan untuk menahan melonjaknya harga minyak sawit, bahan pokok bagi keluarga Indonesia.

Baca Juga: Agensi grup K-pop LE SSERAFIM Klarifikasi Tuduhan Intimidasi Kim Garam Setelah Bukti Baru. Berikut Penjelasann

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: channelnewsasia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x