Soeharto dan Tirakat Sendang Semanggi

27 Mei 2022, 21:56 WIB
Mantan Presiden RI Soeharto. /ANTARA

PRIANGANTIMURNEWS- Sendang Semanggi terletak di Desa Sambungan, kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Jaraknya dari pusat kota kurang lebih 20 kilo meter.

Akses ke tempat ini cukup mudah karena prasarana jalan yang tersedia sudah cukup bagus. Sendang Semanggi tersebut pertama kali ditemukan oleh mendiang Marto Pangarso, seorang spiritualis yang mendapatkan wangsit sekitar tahun 1940..

Untuk menelusuri Gunung Sempu dan mendapati sebuah Sendang. Kemudian, ia membangun sebuah padepokan di sana sebagai tempat tinggal, meninggalkan rumahnya yang terletak di Nataprajan.

Baca Juga: Kasus Subang Terbaru: Bungkus Nasi Goreng Belum Terkuak Pemiliknya Siapa

Sendang tersebut kemudian dipergunakan sebagai tempat tirakatnya dengan kungkum (berendam). Sendang yang ditemukan ini semual diberi nama Sendang Titis yang berarti jitu atau tepat sasaran karena dianggap menjadi tempat yang memberikan wangsit jitu.

Kalau kemudian dinamakan Sendang Semar, itu karena orang beranggapan bahwa disekelilingnya tersebut banyak ditumbuhi tanaman Semanggi.

Sendang Semanggi dengan luas sekitar 2x2 meter dengan kedalaman 1,5 meter ini dinaungi oleh tiga pohon, yakni beringin, pohon pamrih, dan pohon sambi sehingga kelihatan teduh dengan air yang sangat jernih.

Didalam pendopo padepokan kita dapat melihat lukisan foto Romo Marto yang diapit oleh foto Romo Djat dan Romo Budi Utomo.

Kalangan kebatinan Jawa tahu, Sendang itu pernah melintas dalam kehidupan kebatinan Soeharto.

Disitulah, pada 1957, lama sebelum Soeharto menjadi presiden, ia di baptis oleh Rama Marta untuk menjalani ikatan persaudaraan mistikal dengan Soejono Hoemardani.

Baca Juga: Keris Sebagai Kekuatan Soeharto

Selain itu ada juga, Dr. Budyapradipta, pakar sastra Jawa Universitas Indonesia yang menjadi Sekretaris pribadi Soejono Hoemardani pada tahun 1983-1986, ia pernah mendengar kisah ini langsung dari Soejono.

"Pak Soejono bercerita bahwa di Sendang Titis itulah, Rama Marta membaktis pak Harto menjadi Rama, pak djono menjadi Lesmana, Bu Tien menjadi Shinta, Bu Djono menjadi Kunti," ujarnya.

Yang datang pertama kali ke Sendang, menurut cerita Soedjono itu, adalah Soedjono dan istrinya. Rama Marta telah menunggu. Baru kemudian, datanglah Soeharto dan Tien.

Begitu Soeharto datang, Rama Marta seperti seolah membaca tanda-tanda, kemudian berkata," lha Iki jago wirig kuningku (lah ini jagoan aduanku datang)," wirig kuning dalam budaya Jawa artinya ayam jago yang kaki dan paruhnya berwarna kuning dan dikenal tangguh dalam bertarung.

Baca Juga: Meski Dapat Kabar Buruk Gubernur Jabar Tak Gentar Tetap Bertugas

Hingga menjadi presiden, kebijakan-kebijakan politik yang diamb Soeharto dilandasi oleh nasihat para guru spiritualnya itu menurut sekretaris pribadinya, Soedjono Hoemardani, para guru spiritual tersebut mempunyai semacam spesialisasi masing-masing dalam mengambil kebijakan.

Romo Marto di bidang kemasyarakatan dan kerumahtanggaan, Romo Djat di bidang kenegaraan, dan Romo Budi dalam bidang yang sifatnya pribadi.

Soeharto abisa bertahan selama 32 tahun memimpin Indonesia. kepiawaian dan kewibawaannya dalam memimpin tidak bisa dilepaskan dari dunia batin dirinya.

Dunia batin tersebut terlestarikan lewat koleksi pusaka berupa keris yang dimilikinya dan tidak dapat dihitung jumlahnya. Semua koleksi keris itu ditempatkan di sebuah ruangan khusus.

Baca Juga: KASUS SUBANG PALING UPDATE: Yosep Membantah Tudingannya, Danu Akan Dikorbankan?!

Banyaknya koleksi keris sempat membuat banyak kalangan tidak dapat menyebutkan satu persatu jenis keris tersebut. Orang hanya dapat menggolongkan keris yang dimiliki Soeharto.

Misalkan, keris lurus ada yang berdapuk jalak, dari jalak tiram sari, jalak tiram upih, jalak nyucup madu, jalak sangu tumpeng, jalak dinding, jalak ngore, jalak tuwa atau jalak jakatuwa, Juda dapur Mahesa, dari Mahesa leher, Mahesa sejandang dan sejenisnya.

Macam-macam pusaka keris yang dikoleksi Soeharto adalah kekuatan yang mendukung kekuasaannya memimpin Republik Indonesia. Soeharto menggunakan dukun dan pusaka sakti dalam melindungi dirinya dari hal-hal buruk yang akan terjadi.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler