Ende di Mata Soekarno, kehangatan Keluarga, Pengalaman Religius, Sekaligus Inspirasi Penciptaan Pancasila

9 Juni 2022, 16:46 WIB
Presiden RI pertama Ir. Soekarno /Perpustakaan Kepresidenan/

PRIANGANTIMURNEWS- Bagi Soekarno Ende merupaka suatu tempat yang istimewa.

Di tempat itulah dia banyak menemukan inspirasi dalam menciptakan Pancasila. Selain itu juga tempat kehangatan keluarga dan pengalaman religius.

 

Ende adalah sebuah kampung nelayan yang telah ditetapkan pihak Belanda sebagai penjara terbuka Soekarno.

Baca Juga: Yuk Intip Isi Skripsi Pemain Sepak Bola Dunia: Bahasanya Kayak Gimana, Sih?

Ende adalah lokasi pembuangan Soekarno setelah penjara Sukamiskin. Soekarno menghabiskan empat tahun pengasingan di Ende bersama Inggit Ganarsih, ibu mertuanya, dan anak angkatnya, Ratna Djuami.

Empat tahun di Ende adalah masa indah, kehangatan keluarga, pengalaman religius, sekaligus inspirasi penciptaan Pancasila.

Kegiatannya di Ende dijalani dengan berkebun dan bertani. Soekarno pun tidak pernah lupa untuk membaca buku dan koran yang berada di komplek misi Katolik, Roma, di sebelah timur kampung Ambuga.

Baca Juga: Mistis, Soekarno Membelah Dirinya Menjadi Lima Sehingga Penembak Menjadi Bingung

Soekarno bersahabat dengan para pastor guna mempelajari pemahaman agama mereka. Dari persahabatan itulah, Soekarno tidak pernah kering nuansa intelektualnya.

Soekarno sering terlibat percakapan intelektual dengan pastor G. Huytink, J. Bouman, dan Bruder Lambertus.

Persahabatan Soekarno dan pastor terjadi karena ia tahu bahwa pastor tidak setuju dengan penjajahan yang dilakukan oleh bangsanya sendiri.

Baca Juga: Catat Info Tiket Persib vs Bali United, Izin Sudah Keluar! Persib SAH Berhombase di GBLA, Pemain Asia Persib!!

Para pastor justru mendukung perjuangan Soekarno dalam mengusir penjajah pemerintahan Hindia Belanda. Pergaulan ini membuat Soekarno mulai berpikir membuat dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan pengabdian seperti yang dilakukan oleh pastor.

Selain berteman dengan pastor, Soekarno pun belajar agama Islam. Dalam mempelajari Islam, ia seolah memperoleh pertaubatan ya. Soekarno menemukan ketenangan jiwa dan batinnya di Ende dalam kesepian pembuangan.

Soekarno telah mempelajari Agama Islam dan membaca Al-Qur'an sejak di penjar Sukamiskin. Kemudian, selama di Ende, selain rajin membaca dan mempelajari buku-buku Islam, ia berkorespondensi dengan A. Hasan, seorang ulama Islam terkenal dan tokoh organisasi Persatuan Islam (Persis) Bandung.

Baca Juga: Ditemukan 7 Janin di Kotak Makan Dalam Kamar Kos Mahasiswi, Diduga Hasil Aborsi

Surat menyurat ini berlangsung sejak 1 Desember 1934 hingga 17 Oktober 1936.

Didalam surat-surat Soekarno dan Hasan,tertuang seluruh isi hati dan jiwa Soekarno tentang agama Islam dan umat Islam di Indonesia yang pada waktu itu diliputi kebekuan dan kekolotan.

Surat-surat tersebut tertanggal sebagaimana berikut, pertama 1 Desember 1934, kedua 25 Januari 1935, ketiga 26 Maret 1935, keempat 17 Juli 1935, kelima 15 September 1935, keenam 25 Oktober 1935.

Baca Juga: Buronan Skandal Bansos Covid 19 Mitsuhiro Taniguchi Ditangkap Petugas Imigrasi Lampung

Ketujuh 14 Desember 1935, kedelapan 22 Februari 1936, kesembilan 22 April 1936, kesepuluh 12 Juni 1936, kesebelas 18 Agustus 1936, dan kedua belas tertanggal 17 Oktober 1936. Dalam salah satu surat, Soekarno menulis :

"Di Ende sendiri, tak ada seorang pun yang bisa saya tanyai karena semuanya memang kurang pengetahuan (Seperti biasa), dan kolot bin kolot. Semuanya hanya mentaqlid saja zonder tahu sendiri apa-apa yang pokok,"

"Ada satu dua yang berpengetahuan sedikit, di Ende ada seorang Sayyid yang sedikit terpelajar, tetapi tak dapat memuaskan saya karena pengetahuannya tak keluar sedikit pun dari kitab fiqh,".

Baca Juga: Diremehkan Media Kuwait dan Vietnam Sebelum Laga, Timnas Indonesia Tunjukan Maruahnya!!!!

"Dependent, unfree, taqlid. Al Qur'an dan api Islam seakan-akan mati, karena kitab fiqh itulah yang mereka jadikan pedoman hidup, bukan Kalak ilahi sendiri. Ya, kalau dipikirkan dalam-dalam, maka kitab-kitab fiqh itulah yang seakan-akan ikut menjadi algojo ruh dan semangat Islam."***

Editor: Muh Romli

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler