BMKG: Cuaca Dingin di Jawa Akan Berlangsung Juli-September, Kenapa?

- 8 Juli 2021, 11:44 WIB
Gedung Kantor BMKG Jakarta.
Gedung Kantor BMKG Jakarta. /BMKG/

PRIANGANTIMURNEWS-Masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur merasakan cuaca yang lebih dingin dibandingkan biasanya dalam sepekan terakhir. Kenapa?

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan, suhu di Jawa hingga NTT yang terasa lebih dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi menjelang puncak musim kemarau, yaitu Juli-September.

Menurut Herizal, cuaca dingin ditandai pergerakan angin dari timur, yang berasal dari Benua Australia. Australia sendiri, kata Herizal, pada bulan Juli berada dalam periode musim dingin, di mana massa udara menjadi dingin dan kering.

Baca Juga: 5 Manfaat Mandi Air Dingin dan Air Hangat untuk Kesehatan Tubuh

Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, ia menjelaskan, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

"Angin monsoon Australia bertiup melewati perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif dingin, sehingga menyebabkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa terasa lebih dingin," kata Herizal.

Selain dampak angin dari Australia, menurut Herizal, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga NTT turut berpengaruh terhadap suhu yang dingin di malam hari karena tidak adanya uap air.

Baca Juga: Siapkan Pakaian Tebal, Suhu Dingin Terjang Pulau Jawa

Selanjutnya, air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

"Sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari," kata dia menambahkan.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x