Beberapa Arti Mimpi Menurut Primbon Jawa

- 6 Januari 2022, 11:03 WIB
Ilustrasi mimpi.
Ilustrasi mimpi. /pixabay/free-photos

Sepeninggal Aristoteles, menafsiran mengenai arti mimpi semakin berkembang. Yang cukup populer adalah pandangan Macrobius dan Artemidorus. Mereka membagi mimpi menjadi dua, yaitu:

1. Mimpi yang berkaitan dengan masa lalu dan masa sekarang. Disini mimpi dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sebelum tidur. Misalnya, jika saat tidur seseorang sedang menahan buang air kecil, maka bisa saja ia akan bermimpi berada ditengah banjir, dan akhirnya akan buang air kecil saat tertidur.

Baca Juga: Aktris Squid Game Jung Ho-yeon Memimpin Kampanye Kecantikan Channel Baru

2. Mimpi yang berkaitan dengan masa depan. Dalam hal ini, mimpi dimaknai membawa pesan tentang peristiwa yang akan terjadi. Disini mimpi dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Oraculum, adalah mimpi kenabian atau mimpi yang membawa pesan dari Tuhan.
- Visio, adalah mimpi yang meramalkan peristiwa yang akan terjadi dimasa depan.
- Somnium, adalah mimpi simbolis yang sebaiknya ditafsirkan atau diartikan maknanya secara hati-hati.

Pakar psikologi Islam, Muhammad Utsman Najati mengatakan bahwa mimpi bukan hanya dorongan bawah sadar semata, tapi lebih dari itu bahwa mimpi memiliki arti yang merupakan interpretasi dari pengalaman yang diperoleh roh selama manusia berada dalam tidurnya.

Baca Juga: 3 Hari Hilang, Jasad Korban Terseret Ombak di Pantai Barat Pangandaran Ditemukan di Lokasi Awal Tenggelam

Saat tidur, roh melepaskan diri dari tubuh dan melancong ke berbagai tempat dan kembali pada saat terbangun. Roh yang sedang melancong tersebut berada di alam arwah dimana hukum ruang dan waktu dan segala dimensinya tidak berlaku, serta terbebas sementara waktu dari kotoran-kotoran tubuh dan hawa nafsu, yang turut membantu akal untuk menyelesaikan problem yang menyulitkannya dalam keadaan terjaga.

Pakar ilmu psikologi Islam sepakat bahwa alam arwah memberikan fasilitas yang tidak terbatas bagi roh yang sedang melancong untuk berinteraksi dengan roh-roh yang dijumpainya.

Bentuk konkret dari asumsi ini adalah tidak sedikit didalam tidurnya seseorang bermimpi bertemu dengan orang yang dikenalnya yang telah meninggal. Kondisi inilah yang dikatakan oleh al-Qur’an sebagai kematian.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: primbon Jawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x