Penting Bagi Kita Untuk Tidak Membaca Buku Hanya Dari Judulnya

- 22 Mei 2022, 17:04 WIB
Buku Mau Sukses Atau Gagal.
Buku Mau Sukses Atau Gagal. /Nanang Yudi/

PRIANGANTIMURNEWS- Kereta berhenti pada salah satu stasiun yang berada di Kota Boston, Amerika Serikat. Lalu keluarlah sepasang suami istri yang mengenakan pakaian yang sederhana.

Sang istri memakai pakaian dari katun, sementara suaminya mengenakan pakaian sederhana yang ia jahit sendiri dengan tangannya.

Dengan langkah yang malu-malu dan pelan, sepasang suami istri itu langsung menuju kantor rektor Universitas Harvard, sementara mereka belum memiliki janji sebelumnya.

Baca Juga: Viral Aksi Pencurian HP Terekam CCTV, Diduga Pencuri Lolos dari Kejaran Warga

Sekretaris di kantor rektor universitas mengatakan kepada suami istri dari desa itu,"Rektor sangat sibuk dan tidak akan dapat menemui kalian dalam waktu dekat,". Namun ia segera di jawab oleh wanita desa itu dengan tegas," kami akan menunggunya.

Sepasang suami istri itu menunggu berjam-jam, dimana sekretaris kantor benar-benar mengacuhkan mereka dengan harapan mereka akan kehilangan harapan dan semangat yang terlihat di wajah mereka dan kemudian akan pergi 

Namun, apa boleh buat, sepasang suami istri itu sepertinya datang untuk keperluan yang sangat penting. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, dan kengototan suami istri itu, emosi sang sekretaris mulai naik.

Baca Juga: Link Nonton Drama Korea 'On Your Wedding Day': Perjuangan Mendapatkan Kembali Cinta Pertama

Dan ia memutuskan untuk memotong waktu sang rektor, dan memohon kepadanya agar menemui mereka berdua selama beberapa menit agar mereka bisa pergi.

Sang rektor menggelengkan kepalanya dengan marah, dan terlihat di wajahnya tanda-tanda kekesalan. Orang yang berada di posisinya tidak akan pernah mempunyai waktu untuk menemui orang-orang rendah.

Apalagi ia membenci pakaian katun yang jelek dan semua yang berpakaian seperti petani. Tapi ia menyetujui untuk menemui mereka beberapa menit agar mereka bisa pergi.

Baca Juga: Hasil Drawing Indonesia Master 2022: Tim Bulutangkis Indonesia Akan Bertemu Pemain Unggulan

Kedua suami istri itu memasuki kantor rektor. Sang wanita mengatakan bahwa mereka pernah memiliki anak yang belajar di Harvard selama satu tahun, namun ia meninggal karena kecelakaan.

Dan karena ia begitu gembira selama waktu yang ia habiskan di universitas yang hebat ini, maka mereka telah memutuskan untuk memberikan sumbangan kepada universitas demi mengabadikan nama anak mereka.

Sang rektor tidak terlalu terkesan dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu kepadanya, bahkan ia menjawab dengan kasar.

Baca Juga: Soeharto dan Simbol Mistik Pemimpin Jawa, Simak Kisah Spiritualnya

"Nyonya, kami tidak mungkin membangun tugu peringatan dan mengabadikan semua yang pernah belajar di Harvard dan kemudian meninggal, karena dengan universe ini akan berubah menjadi hutan tugu peringatan," katanya.

Disini wanita itu menjawab," kami tidak ingin membuat sebuah tugu peringatan, namun kami ingin menghibahkan sebuah gedung yang membawa namanya untuk universitas,". Tapi ucapan itu tidak membawa pengaruh apa-apa pada sang rektor.

Bahkan, sang rektor menyepelekan apa yang dikatakannya, karena melihat penampilan dan pakiannya yang jelek."biaya membangun gedung-gedung universitas biaya hampir tujuh setengah juta dolar,". Keheningan merebak sesaat.

Baca Juga: Apple Bakal Luncurkan iPhone 14 pada September Mendatang, Ini Bocorannya

Sang rektor merasa bahwa saat itu ia sudah bisa membebaskan dirinya dari sepasang suami istri tersebut. Saat itu, wanita tersebut berpaling dan berkata kepada suaminya.

"Tuan Stanford, jika hanya itu jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membangun universitas lengkap, kenapa kita tidak membangun sebuah universitas yang baru dengan nama anak kita ?," Katanya. Dan sang suami menganggukkan kepala tanda setuju.

Kedua suami istri, Leland Stanford dan Jeanne Stanford, berlalu ditengah keterpanaan dan kekecewaan sang rektor. Mereka pergi ke California dan mendirikan Universitas Stanford yang hebat dan mengabadikan nama anaknya. Kisah ini terjadi pada tahun 1884 M.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Memaksimalkan Passing dan Finishing Touch Jelang Uji Coba dengan Persikabo

Sungguh, sangat penting bagi kita untuk mendengar, jika kita telah mendengar sangat penting bagi kita untuk memahami dan merenungkan. 

Dan baik kita mendengar atau tidak, sangat penting bagi kita untuk tidak menilai manusia dari penampilan dan pakaian mereka ataupun dari logat dan gaya bahasa mereka. Dan juga penting bagi kita untuk tidak membaca buku hanya dari judulnya saja.***

Editor: Galih R

Sumber: Buku Mau Sukses atau Gagal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah