Setelah kematian Bu Tien pada tanggal 28 April 1996, tusuk konde itu menghilang dan menurut sebuah sumber, benda itu ditemukan di petilasan pertapaan panembahan Senopati yang dikenal dengan sebutan Banglampir di Girisekar Panggang Gunung Kidul.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Tangkap 11 Karyawan Pinjol, Terancam Penjara 10 Tahun
Benar atau tidaknya, tidak ada yang dapat memastikan, tetapi cerita yang berkembang demikian adanya.
"Untuk bisa mendapatkan tusuk konde itu, seorang harus menjemputnya ke puncak gunung Mahenoko atau Gunung Lanang di Desa Blingbing Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul," ujar salah seorang guru spiritual yang merahasiakan namanya.
Ketika tusuk konde itu hilang, seharusnya Soeharto tidak usah berambisi menjadi presiden karena ia tak lagi memiliki pendamping.
"Namun karena Soeharto, melanggar sumpahnya sendiri, akhirnya lengser," kata Eddy Agan, salah satu penasehat spiritual yang pernah mengingatkan Soeharto tentang sumpahnya.
Dalam tradisi kepercayaan kalangan tertentu, tusuk konde itu bisa jadi rebutan bila belum ditemukan. Mereka yang memperebutkan adalah orang-orang yang berambisi menjadi pemimpin.
Tak mengherankan, jika orang-orang pun datang ke Banglampir karena menganggap lokasi itu sebagai tempat Wahyu keraton untuk Panembahan Senopati sehingga ia bertahta di Kerajaan Mataram.
Soejono Hoemardani yang di sebut-sebut sebagai guru spiritual Soeharto pernah menginformasikan, selain tusuk konde, mantan presiden RI tersebut juga menyimpan kembang Wijaya Kusuma.