Maka, saat itulah wangsit keprabon mulai merasuk ke dalam tubuh Soeharto sehingga ia pun jatuh sakit.
Dalam konsep Jawa, Soeharto menerima pulung merupakan suatu anugerah, Wahyu, dan tanda dari langit.
Pada saat pemilihan kepala desa di desa-desa Jawa, misalnya, masi biasanya memperhatikan pulung yang seliweran, kepada siapa pulung itu akan jatuh.
Baca Juga: Lirik Lagu Terhukum Rindu, Putra Siregar feat Andhika Mahesa
Turunnya pulung kepada diri Soeharto menjadikan kekuasaannya lebih kuat. Soeharto telah menjadi pemimpin dengan didukung kekuatan spy dan mistik. Meski demikian, ia bukan orang bodoh yang menjadi penguasa hanya lantaran wangsit dari Bu Tien.
Soeharto memang orang yang cerdas dan punya siasat jitu yang hampir-hampir tak dimiliki sebagian besar rakyat Indonesia.
Kehebatannya dalam memimpin negara Indonesia mendapat ujiannya ketika Bu Tien meninggal dunia 28 April 1996.
Sebagaimana disinggung sebelumnya, kematian Bu Tien seolah menghilangkan hasrat Soeharto pada kancah panggung politik meski akhirnya ia kembali mencalonkan diri.
Baca Juga: Daftar Pemain Timnas Skuad Garuda Untuk Kualifikasi Piala Asia
Kemudian, terbuka setelah Bu Tien meninggal, dan pada 70 hari sesudah MPR mengukuhkan Soeharto sebagai presiden dan BJ Habibie sebagai wakilnya pada 21 Mei 1998, terjadi perubahan besar Soeharto oleh rakyat dipaksa turun dari kursi kepresidenan.