PRIANGANTIMURNEWS- Konflik yang terjadi antara orangtua dan anak akibat perbedaan keinginan dan kebutuhan merupakan hal yang wajar.
Tapi ada kalanya, saat "merasa tertekan" orangtua jadi nggak sabar, kesal, meledak dan melampiaskan kemarahan pada anak.
Bahkan terkadang hanya karena hal-hal kecil atau bukan kesalahannya. Anak mungkin akan merasa diserang, tidak aman, sedih, kewalahan, terjebak, bingung dan tertekan.
Lalu, jika sudah "terlanjur" marah-marah pada anak apa yang harus dilakukan?
Lakukan perbaikan hubungan.
Orangtua perlu belajar cara memperbaiki hubungan dan membangun kembali kepercayaan setelah konflik dengan anak, agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Baca Juga: Miris! Ratusan Hektar Hutan Tempat Rumah Terakhir Gajah Sumatera Kembali Dirambah
Ketika perbaikan hubungan, konflik dalam keluarga menjadi tidak terlalu menakutkan dan mengancam hubungan orang tua dan anak.
Anak merasa lebih yakin bahwa kepercayaan dan hubungan akan dipulihkan, anak merasa lebih aman dan tidak reaktif atau defensif ketika perbedaan muncul.
Namanya juga manusia biasa ya, orangtua kadang "kelepasan" pada anak. Walaupun ini nggak dibenarkan karena akan berdampak pada hubungan orangtua anak secara jangka panjang.