Bagi Soekarno Ramalan Jayabaya Menginspirasi Rakyat Bergerak Melawan Penjajah

- 6 Agustus 2022, 14:35 WIB
 Seorang penari membawa foto Presiden Soekarno/antarafoto
 Seorang penari membawa foto Presiden Soekarno/antarafoto /

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno begitu akrab dengan tafsir dan analisa ramalan Jayabaya, hal tersebut telah menginspirasi rakyat bergerak melawan penjajah.

Selain menjadi ide teoritis, Soekarno juga mempraktikkan gagasan ramalan Jayabaya terkait ratu adil dalam kehidupannya.

Ramalan Jayabaya yang berbunyi tentang keruntuhan Jepang, menambah kekuatan rakyat dalam melawan kebengisan penjajah dan tentara Jepang.

Baca Juga: TERBONGKAR: Ini Sosok Orang yang Bersihkan TKP, Ternyata Bukan Orang Sembaragan, Ferdy Sambo Semakin Was-was

Oleh karenanya, ramalan Jayabaya menjadi motivasi akan gerakan rakyat yang di dorong oleh semangat doktrinal khazanah Jawa.

Ramalan Revolusi yang menginspirasi gerakan massa antara lain tebu saujun, ana wedon saka lor kulon, Ake mul more putih, ateken tebu wulung artinya ada seongok tebu, ada hantu dari barat laut, berselimut mori putih, bertingkat tebu hitam.

Tafsir dan analisa dari ramalan Jayabaya mengarah pada kekalahan Belanda pada Jepang yang digambarkan sebagai hantu yang hidup lagi untuk menjajah Indonesia.

Baca Juga: Beberapa Kali Lolos dari Pembunuhan, Apakah Presiden Soekarno Memiliki Kesaktian?

Hantu itu bersembunyi pada kain putih, terlihat hendak menolong, padahal ia sejatinya tetap hantu yang akan menyengsarakan rakyat.

Keakraban Soekarno dengan ide dan visi ratu adil Jayabaya tidak hanya semata teoretis. Soekarno benar-benar mempraktikkan ide dan gagasan ramalan ratu adil dalam hidupnya.

Hal ini dapat dilihat dari pengakuan Lasi Suroharjdjo, mantan Lurah Menang. Menurut pengakuannya, Soekarno datang tiga kali sebelum kemerdekaan ke tempat dimana Jayabaya pernah bertahta.

Kedatangan pertama Soekarno hanya mengisyaratkan kepada Lurah Sastrojo bahwa ia harus menjaga petilasan Jayabaya.

Baca Juga: Apa itu Puasa Tasua dan Asyura? Dan Bagaimana Niat Puasanya?

Soekarno berpesan," Peliaranen sing apik, Iki perlu banget (Peliharalah yang baik, ini perlu banget),".

Ketika kemerdekaan hendak diproklamasikan, Soekarno datang untuk ketiga kalinya. Kedatangannya memberikan sebuah pesan,

"Sawanku Iki perlu nyuwun wahyune keraton, ayo pade bantuen (saya datang ke sini untuk meminta Wahyu keraton, kalian hendaknya membantu bsaya).

Setelah percakapan hendak meminta wahyu keraton, Soekarno melanjutkan dengan ucapannya,"wis kepareng, ayo pada mundur (sudah dikabulkan, mari kita pergi).

Lasi menjelaskan bahwa permintaan Soekarno telah dikabulkan. Kemudian, tak lama setelah kunjungan ketiganya itu, Soekarno benar-benar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: MENGEJUTKAN: Brigadir J Ditembak dari Belakang, Andreas: Berati Bukan Klien Kami Pelakunya

Jayabaya menjadi tokoh yang berperan penting dalam kehidupan Soekarno. Jayabaya terkenal dengan ramalan ratu adil, yaitu akan datang pemimpin yang dapat menyelamatkan bangsa ini dari penjajah.

Terlepas dari mitos atau bukan, ramalan tersebut sangat populer bagi rakyat, termasuk Soekarno.

Ketertarikan Soekarno pada sosok Jayabaya terjadi ketika dia menempuh pendidikan di Surabaya. Soekarno mempelajari visi populer ratu adil ketika di rumah H.O.S. Tjokroaminoto.

Pemahamannya tentang ratu adil menemukan satu kesimpulan bahwa keberhasilan gerakan massa di masa lalu disebabkan oleh adanya motivasi atau doktrin ratu adil yang digerakkan pemimpin kepada masyarakat.

Baca Juga: Jessica Iskandar Ditipu 10 M, Sang Ayah Drop Sampai Masuk Rumah Sakit)

Ketika Soekarno mendirikan PNI, ia menggunakan konsepsi ratu adil sebagai salah satu konsepnya dalam merekrut massa.

Oleh karenanya, ketika diadili di Pengadilan kolonial pada tahun 1930. Soekarno menyinggung perihal ide dan visi ratu adil.

"Haraplah pikiran, Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya ratu adil, apakah sebabnya Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat," kata Soekarno.

Dia melanjutkan, tak lain dan tak bukan ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak henti-hentinya, tak habis-habisnya, menunggu-nunggu atau mengharapkan-harapkan datangnya pertolongan.

Baca Juga: Jessica Iskandar Ditipu 10 M, Sang Ayah Drop Sampai Masuk Rumah Sakit)

Sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak henti-hentinya pula saban hari, saban menit, saban jam menunggu-nunggu dan mengharap-harap, kapan, kapankah matahari terbit ?.

Soekarno menolak tuduhan pemerintah kolonial bahwa ide ratu adil adalah buatan para penghasut, seperti kiai, dukun, atau intelektual yang punya lidah licin dan pena tajam.

Ide-ide yang menggerakkan rakyat adalah hasil dari kesengsaraan rakyat sendiri.***

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x