Keluarga besar Soeharto hadir bersama sejumlah tokoh ternama, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebelum penggalian, keluarga besar Soeharto melakukan upacara bedah bumi.
Tujuannya adalah agar penggalian dapat berjalan lancar dan selamat. Upacara tersebut dipimpin oleh Begug Purnomosidi, mantan Bupati Wonogiri.
Upacara dimulai dengan menancapkan linggis ketanah pemakaman sebanyak tiga kali, yang pertama, tidak terjadi apapun dan begitu pula dengan yang kedua.
Namun, kejadian yang membuat merinding bulu kuduk terjadi saat linggis mengoyak tanah untuk kali ketiganya.
"Tiba-tiba, duar! terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema diatas kepala kami," kata juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun, Soekirno.
Para penggali makam dan orang-orang sekitar sontak kaget mendengar ledakan itu. Mereka saling berpandangan, bingung. Mencoba mereka-reka dan mencari darimana asal suara menggelegar tersebut.
Baca Juga: Batal Bergabung dengan Persib Bandung, Paul Munster jadi Direktur Teknik Brunei Darussalam
"Bukan bunyi petir, lebih mirip suara bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribangun," kata Soekirno.
Anehnya, tak ada yang porak poranda. Tak ada benda yang bergeser karena suara ledakan itu. Terbersit dipikiran, mungkin itu suara gaib. Semua yang ada di tempat itu terdiam, terpaku.