Bendungan Kakhovka yang Hancur, Sebabkan 16.000 Orang Terdampak Banjir

9 Juni 2023, 08:05 WIB
Salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang akibat hancurnya Bendungan Kakhovka. Menyebabkan kedua belah pihak Rusia dan Ukraina sama-sama mengalami kerugian dan korban jiwa./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sebanyak 16.000 telah terkena dampak banjir bandang dari hancurnya Bendungan Kakhovka, Ukraina Selatan.

Hancurnya Bendungan raksasa yang merupakan sumber air untuk Rusia dan Ukraina, serta sumber Pembangkit Air Tenaga Listrik (PLTA) pada Selasa, 6 Juni 2023.

Telah menyebabkan 16.000 orang di sekitar wilayah tersebut, terkena dampak dari hancurnya bendungan penting tersebut.

Baca Juga: Presiden Zelensky: Rusia Memahami sangat baik bahwa mereka akan kalah perang dengan Ukraina

Sementara sebanyak 1.995 orang terdekat dari bendungan dilaporkan telah dievakuasi karena rumah yang hancur atau terendam oleh air bah dari banjir bandang tersebut.

Beberapa diantaranya telah dilaporkan meninggal dalam insiden perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan bencana besar.

Namun tidak ada laporan rinci berapa jumlah korban meninggal. Sementara ratusan ribu orang tidak memiliki akses ke air minum yang aman.

Baca Juga: Bendungan Kakhovka Hancur, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Dalang Peledakkan

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Badan Pengungsi PBB atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada Kamis, 8 Juni 2023.

Disela-sela perdebatan yang semakin memanas tentang saling tuduhan dalang dibalik penghancuran Bendungan Kakhovka oleh Rusia atau Ukraina.

Juru bicara UNHCR, Shabia Mantoo mengatakan bahwa wilayah yang berada dibawah kendali militer Rusia saat ini tidak dapat akses organisasi kemanusiaan.

"Ribuan lagi di daerah-daerah di bawah kendali militer sementara Federasi Rusia telah terkena dampak yang saat ini tidak dapat diakses oleh organisasi kemanusiaan," ungkap Mantoo.

Dirinya mengatakan badan tersebut berkontribusi dalam bidang keahliannya untuk tanggap kemanusiaan kolektif terhadap keadaan darurat.

Baca Juga: Bendungan Leuwi Keris di Ciamis Jebol, Dampak Meluapnya Sungai Cintaduy

Saat ini UNHCR dan lembaga mitra lain sedang melakukan penilaian kerusakan untuk memahami skala dampak banjir.

Mantoo menggarisbawahi bahwa mengakses daerah itu memiliki risiko serius tersendiri.

"Sangat menantang karena banjir yang luas dan risiko serius ranjau darat yang mengapung di daerah yang terkena dampak," ungkapnya.

Keadaan darurat diumumkan di kedua sisi bendungan setelah ledakan tersebut. Satu sisi dikendalikan oleh Rusia, yang lain oleh Ukraina.

Rusia dan Ukraina pada hari Selasa saling menuduh merusak bendungan Kakhovka, yang menyebabkan banjir di pemukiman penduduk.

Baca Juga: Rusia: Pertemuan KTT G7 Aliansi Anti-Rusia dan Anti-China, Indonesia Termasuk?

Moskow menuduh Ukraina mencoba memotong persediaan air tawar Krimea dari Bendungan Kakhovka.

Sementara Kyiv mengklaim bahwa Rusia mencoba memperlambat serangan balasan yang akan segera dilancarkan Ukraina.***

Key: Bendungan Kakhovka, Rusia, Ukraina, UNHCR, PBB, PLTA, dievakuasi, korban meninggal, banjir bandang, terendam.

 

Salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang akibat hancurnya Bendungan Kakhovka. Menyebabkan kedua belah pihak Rusia dan Ukraina sama-sama mengalami kerugian dan korban jiwa./Anadolu

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler