Ketegangan di Tepi Barat, Tentara Israel Serang Sekolah dan 6 Warga Palestina Meninggal

21 September 2023, 06:48 WIB
Pasukan Israel yang tengah berjaga di wilayah Tepi Barat setelah membunuh seorang warga Palestina yang diduga berusaha menabrak titik militer pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat pada 30 Agustus 2023./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Ketegangan Palestina-Israel kembali terjadi di wilayah Tepi Barat, Palestina pada Rabu, 20 September 2023.

Ketegangan semakin meningkat tinggi dalam beberapa bulan terakhir, pasca upaya disahkannya Undang-Undang baru tentang pembagian wilayah Masjid Al-Aqsa.

Serangan berulang-ulang dilakukan Tentara dan Pasukan Israel ke kota-kota Palestina. Sebagai upaya pencaplokan tanah sah mereka.

Baca Juga: 172 Warga Palestina Dibunuh Israel Sejak Awal 2023, Salib Angka Kematian Tahun 2022

Dengan dalih serangan teror dari warga Palestina yang mengancam keamanan warga Israel.

Pada Rabu, 20 September 2023 terjadi beberapa insiden penyerangan dan pembunuhan yang berpusat di Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Penyerangan sekolah

Di Kota Qarawat Bani Hassan, wilayah Salfit, Tepi Barat. Pasukan Israel menyerang sekolah dasar (SD) khusus anak perempuan Palestina oleh bom gas.

Membuat puluhan pelajar perempuan tersebut terdesak, melarikan diri dan sesak nafas.

Bentrokan antar kubu terjadi setelah warga Palestina marah besar, karena membubarkan aktivitas mengajar di sekolah tersebut secara paksa.

Baca Juga: Presiden Turki Sebut Pertemuan Presiden Palestina dan Pimpinan Hamas Berada di Dimensi Berbeda

Pernyataan tersebut disampaikan oleh tim medis Palestina, Bulan Sabit Merah Palestina. Pasca merawat siswi-siswi yang terkena dampak serangan.

Penyerangan di Kota Qarawat Bani Hassan merupakan salah satu strategi pencaplokan yang dilakukan oleh Pasukan Israel.

Dengan dalih membangun sekolah tanpa izin di area C yang telah diklasifikasikan dalam Perjanjian Oslo.

Mereka menyerahkan delapan surat pemberitahuan pembongkaran kepada penduduk untuk menyempurnakan dalih, ujar salah satu warga.

Dalam Perjanjian Oslo (1995) antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah menyepakati tiga klasifikasi wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dalam.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Diblokir Google, Pasca Beri Bantuan 14 Miliar untuk Palestina

Klasifikasi area A mewakili 18 persen wilayah Tepi Barat. Dikendalikan oleh Otoritas Palestina dalam hal keamanan dan administrasi.

Klasifikasi area B mewakili 21 persen wilayah Tepi Barat yang tunduk pada administrasi sipil Palestina, tetapi dalam kendali keamanan Israel.

Sementara klasifikasi area C mewakili 61 persen wilayah Tepi Barat, yang berada di bawah kendali sipil dan keamanan Israel.

Tetapi hal terpenting yang harus diketahui adalah Tepi Barat, adalah wilayah milik Palestina hingga saat ini.

Pembunuhan oleh Tentara Israel

Pada tanggal yang sama, tentara Israel juga menyerang tiga wilayah lain dan menimbulkan korban jiwa di pihak warga Palestina.

Dalam operasi militer yang dilakukan tentara Israel. Empat warga meninggal di kawasan Kamp Pengungsi Jenin, Tepi Barat.

Seorang warga Palestina lainnya juga meninggal dalam operasi malam tentara Israel di Kamp Pengungsi Aqabat Jabr dekat kota Jericho, Tepi Barat.

Seorang warga Palestina dilaporkan kehilangan nyawa dan 11 lainnya terluka  berlokasi di pagar perbatasan antara Gaza dan Israel.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Diblokir Google, Pasca Beri Bantuan 14 Miliar untuk Palestina

Setelah protes yang dilakukan, atas beberapa penyerangan dilakukan oleh tentara dan pasukan Israel. Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Palestina.

Warga Palestina pada hari yang sama mengutuk kejahatan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza, menyusul kematian enam orang akibat oprasi tentara Israel.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina, menyindir sikap munafik Israel dalam upaya menarik simpati Dunia dalam upaya Perdamaian yang tengah dirancang.

“Meningkatnya kejahatan pendudukan Israel. Mewakili tanggapan resmi Israel terhadap seruan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di wilayah tersebut,” Sindir Kemenlu Palestina.

“Mereka dengan sengaja mengubah wilayah Palestina menjadi zona perang,” kecamnya.

“Israel menggunakan solusi militer dibandingkan solusi politik dalam menangani rakyat Palestina," tegasnya.

Baca Juga: Israel akan Membangun 5000 Rumah di Tanah Jajahan Palestina

"Menyabotase upaya internasional dan regional untuk mencapai ketenangan sebagai awal untuk memulihkan cakrawala politik untuk menyelesaikan konflik,” paparnya.

Sementara pihak Israel, enggan untuk menanggapi pernyataan tersebut. Termasuk berita pembunuhan warga sipil Palestina.

Sebanyak 230 warga Palestina meninggal akibat tembakan Israel sejak awal tahun 2023, menurut Kementerian Kesehatan.

Sementara 35 warga Israel juga tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama, jumlah melampaui korban tertinggi sejak tahun 2005.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler