PRIANGANTIMURNEWS– Uni Emirat Arab serta sebagian besar negara Teluk yang berselisih dengan Iran memberi ucapan selamat sesudah hakim Ebrahim Raisi.
Sekutu dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pemegang kekuasaan tertinggi menampakan diri sebagai pemenang pemilihan presiden pada Jumat, 18 Juni 2021.
Dilansir Reuters pada Senin, 21 Juni 2021, pemilihan presiden garis keras dibungkam Arab Saudi, para komentator surat kabar Saudi dikendalikan oleh negara menduga adanya sedikit perubahan perihal kebijakan luar negeri Iran lantaran kelompok keamanan mengetatkan genggaman mereka terhadap kekuasaan.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19 Angka Pengangguran Meningkat
“Setelah kemenangan Ebrahim Raisi, kami tidak mengharapkan perubahan penting dalam kebijakan luar negeri karena itu berada di bawah pemimpin tertinggi, dan kesepakatan (nuklir) yang dinegosiasikan oleh tim (Presiden yang berkuasa Hassan) Rouhani di Wina akan berjalan,” tulis Abdulrahman Rashed di Harian Asharq al-Awsat milik Saudi dilansir Reuters pada Senin, 21 Juni 2021.
Riyadh beserta sekutu mengincar perihal pembicaraan yang terjadi antara kekuatan global dan Iran agar dihidupkan kembali pakta nuklir tahun 2015 dikeluarkan Washington di tahun 2018, serta negara-negara Teluk yang menentang oleh sebab program rudal Teheran tidak ditangani dan dukungan proksi regional.
Kemajuan di Wina menjadi faktor penentu momentum pembicaraan antara Riyadh dan Teheran pada April untuk mencegah ketegangan yang sudah memburuk karena perang di Yaman sesudah serangan 2019 pabrik minyak Saudi.
Baca Juga: Gedung Kantor Terbakar, Pegawai Dinas PU Pangandaran Ngantor di Aula Desa
Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota menjelaskan Riyadh berkeinginan memiliki hubungan baik dengan Teheran, mencoba menjadi penyeimbang terkait permusuhan yang lama dengan pertimbangan ekonomi serta menjadi jembatan penghubung perbedaan Washington tentang cara mengatasi perilaku regional Teheran.