PRIANGANTIMURNEWS- Para pedagang manusia telah mengembangkan industri bernilai miliaran dolar (triliunan rupiah) dengan mengeksploitasi mereka yang dipaksa atau mau bermigrasi.
Oleh karena itu, perdagangan manusia semakin diakui sebagai bentuk kejahatan terorganisir.
Disunting dari Britannica, jaringan perdagangan manusia dapat mencakup apa saja mulai dari beberapa penjahat lepas yang terkait secara longgar hingga kelompok kriminal terorganisir besar yang bertindak bersama-sama.
Baca Juga: Sering Diselingkuhi dan Mudah Memaafkan, 3 Zodiak Ini Nasibnya Kasihan Sekali
Perdagangan manusia adalah kegiatan kriminal yang menguntungkan, disebut sebagai bisnis ketiga yang paling menguntungkan setelah obat-obatan dan perdagangan senjata, dengan perkiraan $32 miliar (Rp460 triliun) per tahun.
Padahal, perdagangan narkotika dan perdagangan manusia seringkali saling terkait, menggunakan pelaku dan rute yang sama menuju suatu negara.
Untuk melindungi investasi mereka, para pedagang menggunakan ancaman teroris sebagai alat kontrol atas korban dan menunjukkan kekuasaan melalui ancaman deportasi, penyitaan dokumen perjalanan, atau kekerasan terhadap para migran bahkan anggota keluarga mereka di negara asal.
Baca Juga: Rayakan Imlek, Wihara di Jakarta Barat Pilih Menggelar Ibadah Terbatas
Perdagangan manusia adalah kejahatan transnasional yang membutuhkan kerja sama internasional, dan Amerika Serikat telah memimpin dalam mempromosikan kerja sama antar benua.