Rumah Sakit Kewalahan sampai Aksi Panic Buying, Kasus COVID-19 di China Meningkat Usai Lockdown Dicabut

- 18 Desember 2022, 14:04 WIB
Ilustrasi Covid-19/Pixabay
Ilustrasi Covid-19/Pixabay /

PRIANGANTIMURNEWS- Minggu lalu China mencabut aturan lockdown yang membuat sebagian warganya bahagia.

Namun akibat dari pelonggaran aturan tersebut, sejumlah rumah sakit di China dikabarkan kewalahan menangani pasien COVID-19.

Bukan saja karena pasien COVID-19 yang tiba-tiba meningkat karena dicabutnya aturan lockdown, namun juga karena kurangnya tenaga medis membuat mereka yang positif COVID-19 juga harus bekerja menangani pasien.

Baca Juga: 7 Rekor yang Bisa Dicetak Lionel Messi di Final Piala Dunia 2022 Argentina vs Prancis

Saat ini, media sosial juga memperlihatkan beberapa dokter dan perawat di China yang tertular COVID-19 diminta untuk tetap bekerja, karena gejala yang mereka alami tergolong ringan.

Dilansir dari Reuters, belum ada tanggapan dari Otoritas Kesehatan China terkait infeksi COVID-19 yang kepada tenaga medis disana.

Pakat kesehatan menilai pelonggaran aturan COVID-19 yang diberlakukan China minggu lalu kemungkinan akan memicu lonjakan kasus positif COVID-19 yang parah dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Niat Berwisata 35 Turis di Bali Malah Tercebur di Jembatan Dermaga

Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa rumah sakit di kota-kota besar seperti Beijing yang kewalahan menangani pasien COVID-19.

Tercatat hingga Kamis, 15 Desember 2022 pemerintah China mendeteksi sebanyak 2.249 kasus COVID-19 bergejala. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20% di antaranya merupakan kasus aktif di Kota Beijing.

Akibat kasus positif yang terus meningkat tajam, permintaan obat-obatan pun ikut melonjak. 

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Anime Welcome to Demon School! Iruma-kun S3 Episode 11

Warga panik membeli obat medis sampai ke alternatif berupa buah persik kuning kalengan.

Menurut mereka buah persik dianggap sebagai makanan yang bergizi tinggi yang bisa membantu tubuh melawan COVID-19.

Namun salah satu produsen makanan kaleng terbesar di China, Dalian Leasun Food mengklarifikasi bahwa buah persik kuning kalengan tidak memiliki efek pengobatan.

China People's Daily yang merupakan salah satu media di China juga ikut meluruskan isu dan menyebut bahwa buah persik kalengan tidak bisa mengurangi gejala penyakit.

Baca Juga: Hati-hati dan Awasi Anak Saat Bermain Bola Tik Tok

Meski demikian buah persik kalengan tetap dibeli masyarakat China. Dengan alasan bahwa produk tersebut tercatat 'kaya akan vitamin C' dan 'memiliki umur simpan yang lebih lama'.

Selain buah persik kalengan, lemon juga dikabarkan telah terjual habis di beberapa platform perbelanjaan.

Bahkan warga membeli lemon tidak hanya dalam bentuk buah, tetapi juga teh rasa lemon, air soda rasa lemon, hingga permen rasa lemon juga ikut habis.

Pemerintah Kota Beijing mengaku kewalahan dengan adanya aksi 'panic buying' warga serta banyaknya pasien yang masuk.

Baca Juga: Jembatan Dermaga di Nusa Penida Ambruk

Pemerintah pun diminta untuk tidak menimbum obat dan segera menelepon layanan darurat jika mengalami gejala.

Dilansir dari Reuters dalam beberapa hari terakhir di Beijing, penyebaran varian Omicron yang sangat mudah menular telah menghantam layanan mulai dari katering hingga pengiriman parsel.

Rumah duka dan krematorium di seluruh kota berpenduduk 22 juta juga berjuang untuk memenuhi permintaan karena lebih banyak pekerja dan pengemudi yang dinyatakan positif mengidap virus corona.***

Sumber: Instagram @buddykuofficial

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah