Rusia dan India dengan Konsisten Menolak Praktik Neo-Kolonial

- 2 Maret 2023, 07:24 WIB
 Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tengah menyampaikan suatu keterangan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tengah menyampaikan suatu keterangan /

PRIANGANTIMURNEWS - Rusia dan India dengan konsisten menolak praktik Neo kolonial, setelah pertemuan antara Menlu (Menteri luar Negeri) kedua Negara tersebut.

Pertemuan tersebut terjadi pada hari Rabu, 1 Maret 2023 dimana Sergey Lavrov, Menlu Rusia mengadakan pertemuan dengan Subrahmanyam Jaishankar, Menlu India.

Lavrov berbicara dalam pembukaan pameran tentang Leo Tolstoy dan Mahatma Gandhi di New Delhi.

Baca Juga: Jadwal sholat, untuk wilayah Banyuwangi sekitarnya, Kamis, 2 Maret 2023,Beserta Do'a Selamat Dunia-Akhirat

"Rusia dan India dipersatukan oleh keinginan untuk bergerak ke yang lebih adil dan tatanan dunia yang demokratis dan polisentris," juar .

Dalam pertemuan tersebut mereka benar-benar menyepakati sama-sama menolak praktik neo-kolonial.

Seperti sanksi sepihak, ancaman, dan pemerasan terhadap negara-negara berdaulat.

"Moskow dan New Delhi secara konsisten menentang praktik Neo kolonial seperti sanksi sepihak yang tidak sah, ancaman, pemerasan, dan jenis tekanan lain terhadap negara berdaulat," lanjutnya.

Baca Juga: Jadwal sholat, untuk wilayah Blitar sekitarnya, Kamis, 2 Maret 2023, Beserta Do'a Selamat Dunia-Akhirat

Jaishankar, juga mengadakan pertemuan bilateral dengan negara Rusia tersebut.

Hal itu diungkapkan olehnya dalam cuitan Twitter bahwa kedua menteri, Rusia dan India telah melakukan diskusi luas di sela-sela pertemuan Menlu G-20.

“Bertukar pandangan tentang kerja sama bilateral kami dan masalah G20,” kata Jaishankar.

Lavrov juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu.

Dalam sebuah posting Twitter, Cavusoglu mengatakan dirinya membahas masalah regional dengan Menlu Sergey Lavrov.

Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh Bulan Maret 2023, atau Syaban 1444 H Dilaksanakan Kapan? Ini Informasinya

Serta berterima kasih kepada Lavrov atas dukungan Rusia setelah gempa bumi kembar bulan lalu di Türkiye selatan.

G-20 termasuk negara-negara G-7 serta antara lain Rusia, China, India, Türkiye, Brazil, Australia, Indonesia dan Arab Saudi melakukan pertemuan besar di India.

Acara tersebut mengikuti pertemuan kepala keuangan blok di Bengaluru bulan lalu, di mana mereka gagal mencapai konsensus tentang perang Rusia-Ukraina.

Pertemuan G20 akan berlangsung dua sesi. Dimana sesi pertama membahas kerjasama pangan, energi, keamanan, dan pembangunan

Sementara sesi kedua adalah tentang ancaman baru yang muncul, kontra-terorisme, pemetaan keterampilan global, dan bantuan kemanusiaan serta masalah pengurangan risiko bencana.

Baca Juga: Ciri-ciri Penyebab Tubuh Kekurangan Gula Darah, Segera Cek Ada Apa Aja Itu ?

G-20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan ekonomi maju dan berkembang utama Dunia.

Mencakup lebih dari 80% PDB global, 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.

Perdana Menteri Narendra Modi berjanji bahwa negara Asia selatan akan memberikan hal lebih.

"Pengalaman, pembelajaran, dan model sebagai contoh yang memungkinkan bagi negara lain, khususnya negara berkembang," ujar Narendra.

Baca Juga: Pertemuan G20 di India akan Didominasi Isu Perang Rusia-Ukraina, Salah satunya Ketahanan Pangan  

Oleh karena itu, negaranya menolak aksi Neo-Kolonial yang terselubung. ALasan yang paling kuat adalah karena menghambat pertumbuhan ekonomi.

Serta akan berpengaruh pada negara lain, terutama negara berkembang dan miskin.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah