Turki akan Gelar Perundingan dengan Finlandia dan Swedia untuk Keanggotaan NATO

- 6 Maret 2023, 17:58 WIB
 Ilustrasi - Bendera Finlandia yang berkibar
Ilustrasi - Bendera Finlandia yang berkibar /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Turki akan kembali gelar perundingan dengan Finlandia dan Swedia untuk membahas Keanggotaan NATO mereka.

Perundingan ulang tersebut akhirnya disetujui oleh Turki bulan ini, setelah terhambat karena ulah Rasmus Paludan yang membakar Al Quran.

Turki dan Hungaria adalah anggota dari NATO yang tidak meratifikasi pengajuan Finlandia dan Swedia.

Baca Juga: Intip Mewahnya Rumah Baru Fuji, Tak Lupa Siapkan Kamar Khusus Untuk Gala Sky

Khusus Turki adalah yang paling lantang menolak keanggotaan negara tersebut karena permasalahan undang-undang (UU) yang terlalu longgar untuk kelompok Teroris.

Menyebabkan buronan Turki yang melarikan diri ke dua negara tersebut sulit untuk ditangkap, ditambah dengan pembakaran Al-Quran yang terjadi di Swedia.

Dalam perundingan yang akan dijadwalkan tersebut akan lebih dalam membahas kelanjutan kesepakatan antara negara-negara tersebut.

Eduskunta, parlemen Finlandia telah setuju atas pendaftaran Finlandia dalam keanggotaan NATO dengan suara 187-7 dari 200 kursi.

Baca Juga: Sifat dan Ciri-ciri Orang-orang Sholeh Sholeha, Simak Penjelasannya

Dengan menandatangani surat pengajuan keanggotaan beserta undang-undang yang diperlukan, dan tidak ada keberatan.

Dengan demikian rintangan Finlandia untuk bergabung aliansi Barat telah berakhir, dan hanya perlu melakukan kesepakatan dengan Turki.

Itu disebabkan karena untuk mendapatkan status keanggotaan NATO, semua negara harus setuju terlebih dahulu dengan 30 negara anggota termasuk Turki dan Hungaria.

 

 

Sanna Marin, Perdana Menteri Finlandia adalah orang yang memprakarsai pemungutan suara parlemen Finlandia tersebut.

Hal tersebut demi mengamankan jalur keanggotaan NATO sebelum pemilihan legislatif 2 April 2023 yang akan datang.

Baca Juga: 5 Hal yang Dilakukan saat Malam Nisfu Syaban, Mulai Membaca Al-Quran hingga Perbanyak Istighfar

Serta Presiden Sauli Niinisto telah menandatangani berkas tersebut pada Rabu, 1 Maret 2023.

Hal tersebut menjadi satu langkah cerah, apabila dibandingkan dengan Swedia yang masih buram akibat kasus pembakaran Al-Quran.

Meski demikian Ulf Kristersson, Perdana Menteri Swedia menyampaikan negaranya perlu UU baru untuk melarang partisipasi organisasi teroris.

Sesuai persyaratan sebelumnya yang diajukan oleh Turki, untuk masuk ke dalam keanggotaan NATO.

"Sudah terlalu lama undang-undang Swedia terlalu longgar," ungkap Ulf.

Baca Juga: Duplikat Permainan Persib! Persik Kediri Sampaikan Pesan Mengejutkan! Cek Faktanya

"Terhadap kemungkinan partisipasi aktivitas teroris tanpa dianggap sebagai kejahatan," sambungnya.

Meski demikian, kantor berita Swedia bernama TT menyampaikan laporan bahwa UU tersebut baru akan diberlakukan 1 Juni 2023 mendatang.

Disamping itu, pada Selasa 28 Februari Jens Stoltenberg selaku Sekretaris Jenderal NATO,

Meminta Turki dan Hungaria untuk segera lakukan ratifikasi akses untuk kedua negara tersebut, karena itu adalah prioritas utama,

Baca Juga: Masyallah! Setelah Hijrah Mantan Kasir Toserba ini Merintis Rumah Tahfidz Quran di Tasikmalaya

Sementara untuk Hungaria tampak menunda kembali persetujuan keanggotaan untuk Swedia, namun memberi sinyal untuk Finlandia.

Perlu diketahui Finlandia dan Swedia adalah negara non-blok yang tidak memihak serta negara bebas yang menghiraukan konflik negara lain.

Finlandia tidak mempunyai aliansi militer dengan pihak manapun sejak Perang Dunia II.

Sementara Swedia bahkan juga bahkan tak terlibat dalam konflik manapun sejak 200 tahun.

Baca Juga: Wacana Relokasi Depo Pertamina Plumpang, Politikus: Harusnya Jaraknya Jauh, Tidak Hanya dibatasi Satu Jalan

Kini memaksa negara-negara nordic tersebut untuk memutuskan langkah politis yang besar akibat perang Rusia-Ukraina.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x