Bahkan dalam laporan terbaru yang dikutip Anadolu, Pemerintah Israel menyetujui anggaran tambahan pada hari Selasa, 28 November 2023.
Anggaran tersebut digunakan untuk menutupi biaya pendanaan perang hingga akhir tahun 2023.
Penganggaran ini mereka gambarkan sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni mencapai nominal sekitar 8 miliar USD (RP 122 triliun).
Baca Juga: Rektor UIN Ar-Raniry Desak Boikot Semua Produk Israel dan Negara yang Mendukungnya
Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin, 26 November 2023.
Bahwa lampiran anggara itu akan mencakup kebutuhan militer. Serta biaya perawatan keluarga warga Israel yang terluka dan terbunuh, termasuk keluarga anggota yang ditahan di Gaza.
Benny Gantz yang merupakan anggota Dewan Kabinet Perang Israel menentang anggaran tersebut yang dinilai sangat besar, dalam kondisi yang perekonomian krisis.
Hingga saat ini kesepakatan Gencatan Senjata atau Jeda Kemanusiaan masih terus dilakukan, menambah waktu 48 jam mulai dari Selasa, 28 November 2023 atas dasar kesepakatan Hamas-Israel.
Baca Juga: Terkait Boikot Produk Israel, Coca-Cola Dibuat Oleh Pekerja Indonesia Menggunakan Bahan Lokal
Tetapi Israel terus menerus menargetkan penembakan baru di Tepi Barat, Palestina termasuk penyanderaan tawanan baru di wilayah tersebut.