Israel Bunuh Perwira Tinggi Polisi Palestina dan Gempur Perbatasan Rafah

- 19 Maret 2024, 08:37 WIB
Arsip foto - Tentara Israel berjaga-jaga di dekat Masjid Kubbah Shakhrah di Kompleks Masjid Al-Aqsha./ANTARA/Anadolu/aa
Arsip foto - Tentara Israel berjaga-jaga di dekat Masjid Kubbah Shakhrah di Kompleks Masjid Al-Aqsha./ANTARA/Anadolu/aa /

PRIANGANTIMURNEWS - Israel membunuh seorang perwira tinggi atau kepala operasi Polisi Gaza, Palestina pada hari Senin, 18 Maret 2023.  

Laporan tersebut muncul oleh kantor media setempat, setelah penyerbuan Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza Utara.

Membuat Brigadir Jenderal Fayeq al-Mabhouh selaku perwira tinggi polisi meninggal dalam penyerbuan tersebut.

Dalam laporan berita tersebut, juga menyampaikan kemungkinan Israel yang ingin memicu kekacauan besar di Gaza dengan membunuh Al-Mabhouh.

Baca Juga: Sanksi Bagi Perusahaan Tidak Bayar THR Karyawan, Harus Diberikan Maksimal H -7 Idul Fitri

Al-Mabhouh adalah orang yang bertanggung jawab mengkoordinasikan masuknya bantuan kemanusiaan untuk Palestina dari badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) ke Jalur Gaza utara.

“Kejahatan ini menunjukkan bahwa Israel berusaha menyebarkan kekacauan di Gaza," papar laporan media setempat.

"Dengan mencegah datangnya bantuan kemanusiaan kepada ratusan ribu orang yang kelaparan di Gaza utara,” tambah laporan.

Sementara tentara Israel malah mengklaim bahwa yang mereka membunuh adalah kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri Hamas.

Baca Juga: Kemenlu Palestina Kutuk Tindakan Israel, Pasang Besi Penghalang di 3 Gerbang Menuju Masjid Al-Aqsa

Dimana informasi itu diterima dari dinas keamanan internalnya, Shin Bet dan Intelijen Militer tentang kehadiran beberapa pemimpin Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa.

Pada Senin pagi, tentara Israel mengumumkan bahwa pasukannya menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa.

Rumah sakit itu menampung ribuan pasien yang sakit dan terluka, serta orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Israel telah menyerang tempat itu dengan membabi buta, termasuk membunuh dan menahan beberapa orang

Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN, sekitar 80 warga Palestina ditahan di tempat tersebut.

Baca Juga: Israel akan Paksa Pindah Warga Gaza ke Pulau Kemanusiaan

PENGEPUNGAN RAFAH

Disaat bersamaan dengan pengepungan Rumah Sakit Al-Shifa, Israel juga mengumumkan operasi militer di Kota Rafah, Gaza Selatan yang akan segera dilakukan.

Kota Rafah adalah mayoritas pengungsi Palestina berada, tempat dimana sebagian besar warga gaza berkumpul.

Rencana pengepungan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz kepada lembaga penyiaran publik milik negara itu KAN.

“Tentu saja, kami akan bertindak di Rafah, dan sebelum aktivitas besar tersebut, kami akan mengevakuasi penduduk dari sana ke wilayah barat,”  ujar Katz.

Baca Juga: Netanyahu Ancam Serang Rafah dan Blokir Bantuan untuk Warga Palestina

“Ketika kami harus bertindak di Rafah, saya melihat tidak ada kesenjangan antara AS dan Israel, termasuk mengevakuasi warga sipil,” paparnya.

Namun, Israel menolak pemulangan pengungsi palestina kembali ke Gaza Utara setelah diminta mengevakuasi diri ke Rafah dan Khan Younis.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana operasi militer tersebut, dan tentara sedang bersiap untuk mengevakuasi penduduk dan mengepung Rafah.

Baca Juga: Parasut Gagal Terbuka, 5 Warga Gaza Meninggal Tertimpa Kotak Bantuan

Lebih dari 31.700 warga Palestina, dengan sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggal di Gaza akibat genosida Israel.

Hampir 73.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.***

 

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x