BMKG: Cuaca Ekstrem Wilayah Jawa Barat Terdeteksi La Nina, Berikut Wilayah Terdampak dan Akibatnya, WASPADA!

12 November 2021, 18:16 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem yang mengerikan /Pexels

 

PRIANGANTIMURNEWS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat deteksi adanya La Nina dan cuaca ekstrem di wilayah Jabar, khususnya Priangan Timur.

Dari pantauan BMKG sebut adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) dalam dilayah pengamatannya yang disebut Nino 3,4. Hal tersebut menunjukan nilai potensi terjadinya La Nina dan bahkan sudah berlangsung.

Selain itu BMKG dan sebagian layanan iklim Internasional menyebutkan bahwa prediksi kondisi La Nina akan terjadi sampai Mei 2022.

Baca Juga: Presiden Jokowi Taklukan Sirkuit Mandalika, Sebut ada 17 Tikungan Tajam

Dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022. Sebagaimana disampaikan BMKG Bandung kepada Priaangantimurnews.com melalui pesan siaran WhatsApp pada Jumat, 12 November 2021.

Dampak La Nina terhadap Jawa Barat

Dampak yang ditimbulkan oleh La Nina pada wilayah Jawa Barat pada umumnya, adalah merubah pola curah hujan secara volume dan temporal. Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20% hingga 70%.

Kondisi sifat hujan seperti demikian akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Barat dan juga Bandung Raya. Potensi kejadian bencana yang mungkin terjadi adalah:

Baca Juga: Beginilah Cara Singkat Download YouTube Video Convert MP3 dan MP4 Video Secara Online Gratis, KLIK DISINI

- Banjir / Banjir Bandang
- Tanah Longsor
Namun tidak menutup kemungkinan, terjadi juga:
- Angin kencang/puting beliung
- Hujan es

Wilayah Terdampak La Nina

Seluruh wilayah di Jawa Barat akan terdampak oleh kejadian La Nina dengan tingkat korelasi sebesar 0,7. Dengan demikian seluruh wilayah Jawa Barat dan juga khususnya wilayah Bandung Raya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian La Nina.

Berdasarkan analisis data yang dimiliki, daerah terdampak kuat di wilayah Jawa Barat, adalah wilayah Jawa Barat sebelah Timur dan wilayah Jawa Barat bagian tengah.

Baca Juga: 11 Jenis Daun Sirih yang Tumbuh di Indonesia, Namanya Unik-Unik

Selain itu wilayah Jawa Barat pada umumnya perlu berhati-hati pada kejadian La Nina lag ke 2 dan ke 4. Atau sekitar bulan Januari dan Maret 2022.

Musim Hujan 2021-2022 dan Potensi Bencana

Wilayah Bandung Raya termasuk yang di prediksi memasuki musim hujan lebih awal 1 hingga 2 dasarian. Bersamaan dengan hal tersebut, potensi bencana hidrometeorologi juga diprediksi akan meningkat untuk wilayah Jawa Barat, termasuk wilayah Bandung Raya.

Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi mulai bulan September (Musim Peralihan) hingga masuk pada puncak hujan pada bulan Januari.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, sekitar DAS Citarum, dan bahkan perkotaan diharap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian banjir, tanah longsor, hujan es, dan angin kencang/puting beliung.

Selain itu masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kesehatan agar tingkat imunitas tetap terjaga di masa pandemi COVID19. Masyarakat juga dihimbau untuk tidak memaksakan berkendara, apabila sedang terjadi hujan lebat disertai angin kencang untuk meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga: KCIC Memastikan Kontruksi Kereta Cepat Tidak Terpengaruh Pencurian Besi

Selain itu, memasuki musim hujan tahun ini diharapkan dapat melakukan manajemen air dengan baik, seperti dengan menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau dan badan air lainya yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan.

Bagi masyarakat yang tinggal ataupun berkepentingan mengunjungi kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terjadi hingga akhir bulan ini.

Selain itu, perlu diwaspadai juga kejadian seperti abrasi dan kerusakan infrastruktur pantai lainnya yang disebabkan oleh gelombang tinggi dan angin kencang.

Masyarakat diharap tidak percaya HOAX dan selau mencari informasi resmi kebencanaan melalui informasi resmi yang dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BKMG, BASARNAS, BNPB, TAGANA, TNI/Polri dan aparat Pemerintahan setempat.***

Editor: Aldi Nur Fadilah

Tags

Terkini

Terpopuler