PRIANGANTIMURNEWS - Masjid Al Jabbar yang sudah diresmikan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil pada 30 Desember 2022 lalu mengundang reaksi dari salah seorang netizen
Netizen dengan akun Twitter @outstandjing menuliskan cuitannya yang kemudian diunggah Ridwan Kamil di akun Instagramnya @ridwankamil.
Dalam unggahan Kang Emil pada Selasa, 3 Januari 2023 tersebut menampilkan cuitan dari akun Twitter @outstandjing yang menuliskan kritik mengenai pembangunan Masjid Al Jabbar yang menggunakan dana APBD.
" Bikin Masjid itu perbuatan mulia, dengan berwakaf jadi amal jariyah. Tapi kalau masjid pakai dana APBD ? Pembayar pajak itu berbagai kalangan " cuitnya.
" Akad dan niat bayar pajak bukan AKAD dan niat wakaf. Kalau di agama Islam, tidak sembarang dana bisa dipakai untuk masjid. " lanjutnya.
Tak disangka, kritikan netizen tersebut di respon Kang Emil dengan data dan fakta mengenai penggunaan APBD terhadap pembangunan Masjid dan tempat ibadah lainnya.
Kang Emil memaparkan pembangunan Masjid Istiqlal juga menggunakan dana APBN sebesar Rp. 7 Milyar, pembangunan Gereja Eben Haezer di Papua juga memakai dana APBD sebesar Rp. 1Milyar.
Baca Juga: Emma Syakira Perwakilan Indonesia dalam Barbie You Can Be YCB A Champion for Change se Asia Tenggara
Penataan Pura Besakih di Bali juga memakai dana APBD dan APBN dengan anggaran sebesar Rp. 1 Trilyun.
Lebih lanjut Kang Emil menulis " Penggunaan dana negara tersebut adalah kesepakatan bersama. Dibahas dengan musyawarah bersama rakyat dalam forum Musrenbang. " tulisnya.
Respon Kang Emil terhadap kritikan netizen ini mendapat ribuan komentar netizen.
Salah satunya dari presenter @Irfanhakim75 yang menulis dengan tagar, " Tong ganggu gubernur aing. " tulis Irfan
" Mantap, Kang edukasinya. " ujar netizen lainnya.
" Langsung di skak mat! . " timpal akun @thyaasethiyyaa.
Baca Juga: Kisah Pengorbanan Tiko Merawat Ibunya Selama 12 Tahun, Berikut Fakta Menariknya
Masjid Al Jabbar yang merupakan ikon baru untuk provinsi Jawa Barat ini merupakan Masjid rancangan Ridwan Kamil yang dibangun dalam waktu 7 tahun dan menghabiskan biaya Rp. 1 Trilyun. ***