Ternyata Ternak Domba dengan Cara Digembala Lebih Menguntungkan daripada di Kandang

- 9 Januari 2021, 11:20 WIB
Salah seorang peternak domba sedang  menggiring ratusan domba untuk menyeberang sungai untuk menuju padang rumput.
Salah seorang peternak domba sedang menggiring ratusan domba untuk menyeberang sungai untuk menuju padang rumput. /Tati Purnawati/Pikiran Rakyat/

Menurutnya semua ternak domba di wilayahnya digembalakan ke padang rumput atau di kebun tebu, tidak ada yang berada di kandang kecuali malam hari. Sehingga pemilik tidak perlu menyabit rumput. “Pagi digembalakan dan sore pulang,” katanya.

Dari domba tersebut masyarakatnya bisa memenuhi kebutuhan skunder bahkan tersier. Pemilik bisa setiap bulan menjual beberapa ekor domba untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di Desa Babadjurang malah dikatakan, dibanding jumlah penduduknya lebih banyak domba peliharaan. Seorang peternah ada yang memiliki domba hingga mendekati 100 ekor. Tak heran jika pagi atau sore hari domba gembalaan berbaris di jalan raya hingga sulit bagi pengendara untuk melintas.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Positif di Kab Pangandaran Meningkat

Menurut Kepala Desa Babadjurang Ahmad Basyar, para peternak disaat musim kemarau bisa menggembala ternaknya hingga belasan kilometer untuk mencari rumput, jika di wilayahnya rumput mengering.

“Sekarang ini musim penghujan dadi rumput mudah. Kalau musim kemaru rumput kering sehingga menggembala bisa lebih dari 10 km. Pulang pergi domba dan penggembala berjalan lebih dari 20 km,” kata Ahmad Basyar.

Namun itu biasa dilakukan penggembala. Mereka tak pernah mengeluh capek walaupun berjalan jauh. Ketuka menggembala hanya bekal air dan nasi alakadarnya untuk makan di penggembalaan.

Baca Juga: Vaksin Yang Bakalan Ampuh Lawan Virus Corona Varian Baru dengan Pfizer-BioNTech

Karena ternak di wilayahnya digembalakan, maka tekstur daging ternak tersebut berbeda, lebih kenyal dan berisi. Hanya karena dombanya rata-rata berukuran kecil atau disebut domba kacang, hargapun lebih murah dibanding domba lain, harganya berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 1.500.000 per ekor, kecuali menjelang lebaran bisa mencapai Rp 2.000.000 per ekor.

“Domba gunung mah dimanja, parab di kandang, makanya tekstur dagingnya beda. Kalau domba kami di gembala lebih berisi,” kata Carsidik.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah