Yuk Ikutan Petani Milenial, Penghasilan Diproyeksikan Meraup untung Rp4,4 per Bulan

- 14 April 2021, 22:17 WIB
ILUSTRASI Petani Milenial di Bojonegoro Bisa Raup Omzet Hingga 100 Juta di Tengah Pandemi COVID-19
ILUSTRASI Petani Milenial di Bojonegoro Bisa Raup Omzet Hingga 100 Juta di Tengah Pandemi COVID-19 /Pixabay

PRIANGANTIMURNEWS - Porgram petani milenial di Jawa Barat mulai dilakukan. Mengawali program tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Jawa Barat telah menyiapkan pembudidaya ikan milenial (PIM). Setiap petani milenial yang dibina, diproyeksikan meraup untung setidaknya Rp 4,42 juta per bulan.

Kepala Diskanla Jawa Barat Hermansyah menjelaskan, pihaknya telah menyeleksi 82 PIM yang sesuai dengan persyaratan yakni berusia 19-39, lulusan SMK perikanan atau mengenal inovasi teknologi bidang perikanan, serta memiliki pengalaman sebagai pembudidaya ikan atau generasi keturunan pembudidaya ikan. "Sebelumnya ada ratusan pendaftar," katanya di Bandung, Rabu 14 April 2021.

Baca Juga: Cuti Bersama Idulfitri Hanya 1 Hari, Ridwan Kamil: Dukung Keputusan Presiden Jokowi

Dari jumlah tersebut, terdapat 44 PIM yang sudah memiliki lahan sendiri, sedangkan 38 lainnya tidak memiliki lahan (petani intensif) sehingga akan ditempatkan di sejumlah aset Diskanla Jawa Barat.

Dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat, Hermansyah memastikan pihaknya sudah menentukan komoditas yang akan dibudidayakan yakni ikan lele, nila, dan udang.

Bagi yang memiliki lahan sendiri, menurutnya akan memeroleh suntikan dana Rp 50 juta/orang yang bersumber dari KUR Bank bjb. Bagi pembudidaya ikan lele, modal kerja tersebut akan digunakan untuk pembuatan tiga kolam bioflok berdiameter 4 meter serta pengadaan 20 ribu benih, sedangkan bagi pembudidaya nila akan digunakan untuk membuat lima kolam bioflok berdiamater 4 meter serta 10 ribu benih.

Sedangkan untuk kelompok petani intensif, pihaknya telah menyiapkan lahan di empat lokasi seperti di Cijengkol, Kabupaten Subang (budidaya lele), dan Ciherang, Kabupaten Cianjur (nila). "Mereka akan diberikan masing-masing empat sampai enam bioflok," ujarnya.

Baca Juga: BMKG Temukan Bibit Siklon 94 W, Nahkoda Kapal DIminta Waspada dalam Pelayaran

Menurut Hermansyah, metode kolam bioflok dipilih karena bisa meminimalisasi pakan yang harus disediakan. "Karena ada bakterinya, jadi lebih efisien di pakan," ujarnya.

Jika berhasil, masing-masing PIM diproyeksikan mendapat penghasilan Rp 5,62 juta/bulan untuk budidaya lele. Menurutnya, budidaya lele akan panen setiap dua bulan sekali.

"Dalam setiap panen, dari jumlah benih itu setiap petani akan memperoleh laba Rp 11,258 juta," ucapnya.

Adapun untuk budidaya nila, menurutnya akan panen setiap empat bulan sekali. Dalam sekali panen nila, para petani muda ini diproyeksikan mendapat laba Rp17,69 juta. "Jadi setiap bulannya Rp 4,42 juta/bulan," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Untuk Daerah Tasikmalaya dan Sekitarnya Ramadhan ke 3, Kamis 15 April 2021

Sedangkan untuk budidaya udang, lanjut Hermansyah, pihaknya menyiapkan lahan di Cibalong, Kabupaten Garut bagi enam PIM. Di atas lahan milik Diskanla Jawa Barat itu, kelompok tani tersebut akan memanfaatkan tambak seluas 1.300 meter persegi yang akan diisi 270 ribu benih udang.

Jika berhasil, masing-masing pembudidaya udang milenial ini diproyeksikan meraup untung Rp7,1 juta/bulan. "Udang juga sama, panennya setiap empat bulan sekali," katanya.

Agar target itu tercapai, Diskanla Jawa Barat mendampingi PIM sejak awal, mulai dari pembekalan terkait analisa kelayakan dan penyusunan rencana kerja, pengenalan teknologi, hingga teknik pengemasan dan pemasaran. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan evaluasi langsung ke setiap PIM.

Lebih lanjut Hermansyah katakan, saat ini masing-masing PIM sudah memulai aktivitasnya. "Bulan April ini masih tahap pengadaan sarana," katanya.

Baca Juga: Kemnaker Jelaskan Siapa yang Berhak Mendapatkan THR Keagamaan

Untuk budidaya lele, dia memproyeksikan sudah bisa dipanen pada Juni, sedangkan untuk nila dan udang pada Agustus mendatang. "PIM intensif (di lahan Diskanla) angkatan I ini akan berakhir dalam waktu setahun. Selanjutnya akan direkrut PIM intensif angkatan II, III, dan seterusnya," katanya.

Dia berharap setiap angkatan PIM bisa berkembang dan mandiri usai menjalani program tersebut. "Kalau berhasil, mereka pasti memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha mereka di tempat lain, tidak terus-terusan di sini. Kalau terus di sini, berarti mereka tidak berkembang," kata dia.*** (Ecep Sukirman/Pikiran Rakyat)

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah