MATAN MUSIC BLESS, Moderasi Keberagamaan Melalui Pendekatan Kebudayaan

- 2 Oktober 2021, 18:15 WIB
Penyelenggaraan MATAN Music Bless yang perdana.
Penyelenggaraan MATAN Music Bless yang perdana. /Tangkap Layar Youtube Komuji Indonesia/


PRIANGANTIMURNEWS- Fenomena pengerasan pemahaman keagamaan yang masih cukup terasa dalam beberapa tahun terakhir ini diantaranya dipicu oleh bergesernya tradisi keislaman yang semula berkembang terutama melalui pendekatan kebudayaan menjadi terlalu didominasi aspek fiqih (pemahaman hukum) semata.
 
Hal tersebut terungkap dalam perbincangan “MATAN Music Bless” yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah MATAN (Mahasiswa Ahlith-Thoriqoh al Mu’tabaroh an-Nahdliyyah) Jawa Barat bersama Komuji (Komunitas Musisi Mengaji).
 
Dalam kegiatan yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Komuji Indonesia pada  Rabu, 29 September 2021 ini, hadir sebagai pembicara utama Gus Hasan Chabibie selaku Plt. Ketua Umum PP MATAN dan Dr Ajid Thohir sebagai Ketua PW MATAN Jawa Barat.

Baca Juga: Insentif Prakerja Gelombang 21 Segera Cair, Berikut Jadwal Pencairannya
 
Penyelenggaraan MATAN Music Bless perdana ini juga menghadirkan Habib Husein Ja’far Al-Hadar, DR Asep Salahudin dan Kalis Mardiasih. Di samping itu, hadir pula Kholil Mahmud (vokalis Efek Rumah Kaca), Dewi Gita dan Panji Sakti (song writer dan composer) yang ikut berbagi pengalaman mereka.
 
Dalam pembukaan MATAN Music Bless yang mengangkat tema “Khazanah serta nilai sufisme dalam perkembangan sosial dan budaya popular” ini, Gus Hasan yang juga merupakan Plt. Kepala Pusdatin Kemendikbud menjelaskan, unsur-unsur kebudayaan seperti musik, tari ataupun sya’ir sesungguhnya merupakan bagian dari tradisi keislaman, khususnya dalam tradisi tasawuf yang menjadi metode para sufi.
 
“Dalam proses para sufi mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, tak jarang di antara mereka menggunakan musik sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan mensucikan rohaninya, mereka menggunakan tarian, menggunakan syair-syai,” tutur Gus Hasan.

Baca Juga: BLK Makasar Diharapkan Mampu Membangun SDM Handal
 
Dalam pandangan Gus Hasan, perkembangan Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari pendekatan kebudayaan yang dilakukan oleh para penyebar Islam di awal kehadirannya.
 
“Sebagai contoh misalnya, Sunan Kalijaga yang melahirkan banyak sekali tembang-tembang,” ungkapnya memberikan contoh.
 
Perbincangan kemudian dilanjutkan para pembicara lainnya, yang secara umum menguraikan perlunya penguatan kembali pendekatan kebudayaan dalam khazanah keberagamaan di masyarakat saat ini.
 
Tampil sebagai pembicara pertama, Asep Salahudin yang merujuk pandangan Ibnu Arabi mengungkapkan, di dalam Al-Quran, sifat-sifat jamaliyah atau feminim Allah yang mensiratkan keindahan pada dasarnya lebih banyak disebutkan daripada sifat-sifat jalaliyah atau maskulinitasnya.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Gelombang Ketiga Diprediksi Pada Januari-Februari 2022
 
Kalis Mardiasih juga mengamini paparan Dr. Asep sambil menambahkan bahwa pandangan ini yang tampaknya tidak cukup populer dalam sikap keberagamaan saat ini.

Sementara itu, Habib Husein menunjukkan peran penting para seniman yang bergerak di ruang kebudayaan dalam dakwah. Menurutnya, para seniman atau musisi dapat menyampaikan pesan-pesan keagamaan ke lebih banyak pendengar daripada pendakwah.
 
Sejalan dengan para pembicara lainnya, Gus Hasan juga menekankan relevansi paparan mereka dengan pilihan lembaganya yang bekerjasama dengan Komuji dalam menyelenggarakan event MATAN Music Bless kali ini.

Baca Juga: Legenda Real Madrid Menyatakan Minatnya untuk Menggantikan Ronald Koeman Sebagai Manajer Barcelona
 
Menurutnya, Komuji sebagai komunitas musisi yang dekat dengan kalangan anak muda dianggap dapat menjadi jembatan bagi pesan-pesan yang ingin disampaikan MATAN kepada para anak muda, di antaranya pesan moderasi dan inklusivitas keberagamaan yang disampaikan melalui kemasan kebudayaan populer seperti MATAN Music Bless.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Youtube Komuji Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah