Peningkatan Kesadaran Bahaya Sampah Pesisir dan Laut bagi Generasi Alfa di Pangandaran

- 4 Agustus 2022, 19:10 WIB
Dr. Mutiara Rachmat Putri menyerahkan bantuan dua tong sampah lengkap dengan panduan serta kenang-kenangan kepada Kepala SDN 1 Babakan, Kamis 4 Agustus 2022.
Dr. Mutiara Rachmat Putri menyerahkan bantuan dua tong sampah lengkap dengan panduan serta kenang-kenangan kepada Kepala SDN 1 Babakan, Kamis 4 Agustus 2022. /PRMN/AGUS KUSNADI/

PRIANGANTIMURNEWS- Dosen dan Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelajar SD Negeri 1 Babakan Kabupaten Pangandaran.

Tidak hanya itu, tim juga mengajak pelajar untuk melakukan aksi bersih-bersih di pantai barat Pangandaran.

Kegiatan dengan generasi alfa ini merupakan bagian dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat ITB tahun 2022 yang diketuai oleh Dr. Mutiara Rachmat Putri dari Kelompok Keahlian dan Program Studi Oseanografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.

Tim yang terlibat di dalam kegiatan ini adalah dosen dan mahasiswa dari KK Oseanografi, perekayasa dari Pusat Riset Laut Dalam BRIN, PIAMARI Pusat Riset Kelautan KKP, guru beserta anak didik dari SD Negeri Babakan 1 dan SMP Negeri 1 Pangandaran, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Pangandaran.

Tim foto bersama bersama pelajar dan guru SDN 1 Babakan.
Tim foto bersama bersama pelajar dan guru SDN 1 Babakan.

Baca Juga: LPSK Ungkap Permohonan Perlindungan yang Diminta Bharada E, Didasari karena Adanya Ancaman?

Putri menjelaskan, generasi Alfa adalah anak-anak yang lahir di tahun 2010 sampai 2025. Sebutan Generasi Alfa muncul pada tahun 2005, nama ini ditentukan dari hasil survey yang diadakan oleh Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi.

Pada saat ini lanjut Putri, generasi Alfa telah memasuki masa sekolah dasar (12 tahun), bahkan mungkin telah memasuki usia siswa sekolah menengah pertama.

"Anak-anak pada generasi ini memiliki ciri khas mahir menggunakan teknologi sejak masa kecilnya. Karenanya mereka juga disebut sebagai generasi digital," ujar Putri.

Baca Juga: Miris, Kepala Desa Peraih Penghargaan Anti Korupsi Ditangkap Gara-gara Korupsi PTSL

Dampaknya, kata dia, anak-anak generasi ini lebih mampu memperluas kemampuan komunikasi linguistik mereka. Sayangnya mereka memiliki risiko yang lebih tingggi terhadap kesehatan mental, terutama kecemasan dan depresi.

"Oleh karena itu, peranan orang tua dan guru, serta masyarakat sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan, menyusun strategi pengajaran dan pendidikan, serta komunikasi," kata Putri.

Ia mengatakan, anak-anak generasi alfa ini perlu dibatasi dalam menggunakan gadget dan menonton televisi. Komunikasi dengan berbicara langsung, bercerita, berkegiatan/bekerja bersama-sama dalam kelompok, dan mengajaknya bermain dan berjalan-jalan ke alam sangat diperlukan bagi pertumbuhan karakter generasi alfa dikemudian hari.

Baca Juga: Miris, Kepala Desa Peraih Penghargaan Anti Korupsi Ditangkap Gara-gara Korupsi PTSL

"Belajar dan bermain, berkegiatan dan bekerja di alam terbuka adalah hal yang menyenangkan bagi anak-anak dan sangat diperlukan bagi Generasi Alfa ini," katanya.

Kata dia, pengenalan konsep Wawasan Nusantara dan kondisi geografis Indonesia dimana lautannya lebih luas daripada daratannya perlu diperkuat bagi Generasi Alfa, apalagi untuk mereka yang berdomisili di wilayah dekat pesisir seperti di Kabupaten Pangandaran.

"Mereka lebih mudah untuk melihat laut dan apa yang ada di pantai secara langsung dalam kesehariannya," ujarnya.

Tim juga memperkenalkan fungsi ekosistem pesisir dan laut serta potensi-potensi yang ada dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu keberlanjutannya di masa depan menjadi hal yang sangat penting bagi generasi alfa.

Lakukan briefing sebelum melakukan aksi bersih-bersih sampah plastik di pantai barat Pangandaran.
Lakukan briefing sebelum melakukan aksi bersih-bersih sampah plastik di pantai barat Pangandaran.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Parfum Wanita Tahan Lama Bikin Cowok Tak Berpaling

Hal ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan perlunya menjaga ekosistem pesisir dan laut untuk masa depan. Salah satu isu penting yang akan diperkenalkan kepada generas alfa kali ini adalah mengenai bahaya sampah bagi ekosistem pesisir dan laut dalam berbagai aspek.

"Anak-anak generasi alfa akan diperkenalkan secara langsung tentang ekosistem pesisir dan laut serta fungsinya, potensi gangguan yang ada akibat kegiatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan sampah yang tidak dikelola dengan baik yang kemudian mencemari pantai dan laut, serta aktivitas membersihkan sampah yang berserakan di pantai, memilahnya dan menanganinya agar dapat dikelola dengan baik," paparnya.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan bagi siswa-siswi sekolah Generasi Alfa tentang bahaya sampah dan pengaruhnya bagi ekosistem pesisir dan laut, serta terhadap kehidupan
manusia, dengan cara belajar, berinteraksi dan bermain.

2. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan materi bagi guru-guru mengenai sains dan teknologi kelautan yang dapat dikembangkan sendiri di sekolah.

3. Memperkuat dan melanjutkan komunitas sains dan teknologi yang telah terbentuk sejak kegiatan pengabdian masyarakat ITB tahun 2021 di Pangandaran

Baca Juga: Bahaya Sampah Plastik, Dosen dan Mahasiswa ITB Ajak Pelajar SD Lakukan Aksi Bersih-Bersih

Metode pembelajaran ini dapat menjadi salah satu realisasi kegiatan “Penerapan pendidikan budaya/perilaku hidup bersih dan sehat serta sadar lingkungan pada anak usia prasekolah dan sekolah” yang menjadi salah satu wujud realisasi Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Sampah Laut (RAN PSL).

RAN PSL ini merupakan kegiatan aksi nasional yang perlu dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dalam rangka mewujudkan Indonesia Bersih, sesuai target Peraturan Presiden (Perpres) nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut tahun 2018-2025.

Kesadaran tentang bahaya sampah laut harus ada dan ditumbuhkan sejak dini untuk anak-anak Generasi Alfa.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x