Mengapa Orang yang Telah Dinyatakan Negatif dari COVID-19 Kondisinya Seringkali Memburuk Hingga Meninggal?

- 8 Mei 2021, 22:04 WIB
Ilustrasi data statistik peningkatan kasus COVID-19
Ilustrasi data statistik peningkatan kasus COVID-19 /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS- Beberapa waktu lalu, kita telah banyak mendengar tentang kasus yang menimpa public figure yang terjangkit COVID-19. Awalnya mereka sudah diperbolehkan pulang karena telah dinyatakan sembuh dan dinyatakan negatif, tetapi kondisi mereka malah memburuk bahkan sampai meninggal dunia.

Di sini kami akan memaparkan alasan mengapa kasus tersebut bisa terjadi. Alasan ini kami rangkum dari keterangan dr. Jaka Pradipta Sp.P yang merupakan seorang dokter spesialis paru melalui akun twitter resminya @jcowacko.

Ia menyebutkan bahwa kasus tersebut terjadi karena adanya peningkatan inflamasi dalam tubuh, sehingga meskipun virus Covid-19 telah hilang, efek yang ditimbulkan dari virus tersebut masih terus berlanjut.

Baca Juga: 1,389 Juta Dosis Vaksin Siap Pakai AstraZeneca dari Covax Facility Kembali Tiba di Indonesia

Menurutnya, penyakit dalam tubuh pada umumnya terjadi karena ada suatu proses peradangan (inflamasi), yaitu terganggunya sebuah proses pertahanan imunitas tubuh terhadap antigen yang merupakan materi yang dianggap benda asing oleh tubuh. Seperti virus, bakteri, ataupun jamur.

Virus yang merupakan antigen dapat menyebabkan tubuh kita merespon untuk menghancurkannya, sehingga terjadilah bermacam gejala seperti demam, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, pilek, batuk, dan lain sebagainya.

Semakin inflamasi tersebut meningkat, maka semakin banyak pula efek buruk yang akan terjadi. Efek buruk tersebut bisa berupa melemahnya kontraksi jantung, atau menurunnya produksi sel darah, atau bahkan bisa menyebabkan rusaknya fungsi organ-organ tubuh lainnya.

Baca Juga: EMA: Kasus Pembekuan Darah Harus Terdaftar sebagai Efek Samping yang Langka dari Vaksin AstraZeneca

Semakin peradangan (inflamasi) meningkat, maka akan semakin banyak efek yang tidak diinginkan yang terjadi. Semisal kontraksi jantung yang melemah, produksi sel darah yang menurun dan kekentalan darah yang meningkat,” tulis dr. Jaka Pradipta Sp.P seperti dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari akun twitter-nya @jcowacko pada hari Jumat, 7 Mei 2021.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Twitter @jcowacko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x