TRADISI DARI JAMAN JAHILIYAH? Ini Hukumnya Mengamalkan Amalan Rabu Wekasan Menurut Islam, Ini Penjelasannya

20 September 2022, 19:27 WIB
Potret Umat Islam sedang membaca Al Quran /Tangkapan Layar Youtube NU Online/

PRIANGANTIMURNEWS - Bulan Safar merupakan bulan kedua pada sistem penanggalan Hijriah sebagian umat muslim ada yang mempunyai amalan tertentu saat bertepatan pada hari Rabu terakhir di bulan safar tersebut hadir.

Dikutip priangantimurnews.com dari Youtube NU Online, Rabu terakhir ini oleh masyarakat Jawa banyak yang menyebutnya sebagai hari Rabu Wekasan menurut Sebagian ulama dalam setiap tahun Pada hari Rabu terakhir bulan Safar Allah Subhanahu Wa Ta'Ala menurunkan 320.000 macam bala.

Oleh karena itu sebagian umat Islam di Indonesia mempunyai amalan yang menjadi tradisi pada hari tersebut masyarakat Mengamalkan amalan tersebut dengan berharap Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menyelamatkan berbagai macam.

Maka yang akan terjadi pada hari tersebut dan hari-hari setelahnya ritual-ritual tersebut diantaranya adalah berdoa dengan doa tertentu bersedekah menjalankan shalat sunah memberikan makan hingga minum air.

Baca Juga: CATATKAN REKOR! Shin Taeyong Pelatih Pertama Bawa Timnas Indonesia 2 Kategori Umur Berbeda ke Piala Asia!

Ada dua hal yang perlu kita kaji dalam masalah Rabu Wekasan ini yaitu satu meyakini turunnya bala pada hari Rabu Wekasan dua pandangan fiqih terhadap ritual-ritual yang banyak dilakukan pada hari tersebut.

Kita akan mengkaji dua hal tersebut dari sudut pandang aqidah ahlussunnah Waljamaah dan fikih Mazhab Syafi'i yang banyak berkembang di bumi Nusantara satu meyakini turunnya bala pada hari Rabu Wekasan,

hukum meyakini datangnya malapetaka di akhir bulan safar sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Shahih Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Rasulullah Sallallahu'alaihi Wasallam bersabda tidak ada penyakit menular tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan safar,

tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang hadits riwayat al-bukhari dan muslim menurut al-hafizh Ibnu Rajab Al Hambali hadits ini merupakan respon Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam terhadap tradisi yang berkembang di masa Jahiliyah.

Baca Juga: Daftar Resmi 23 Pemain Timnas Indonesia Untuk FIFA Match Day September 2022, Hadapi Curacao

Ibnu Rojab menulis maksud hadis di atas orang-orang jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan shofar maka Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membatalkan hal tersebut pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rashid Al mahuli.

Dari orang yang mendengarnya sebagian orang yang meyakini datangnya sial pada bulan Safar dan terkadang melarang bepergian pada bulan tersebut tentu pandangan ini kurang tepat,

hadits ini secara implisit juga menegaskan bahwa bulan safar sana di bulan-bulan lainnya bulan tidak memiliki kehendak sendiri ia berjalan sesuai dengan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Muktamar NU ke-32 juga pernah menjawab hukum berkeyakinan dan hadap hari nahas misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan peserta Muktamar mengutip pendapat Ibnu Hajar al Haitami dalam al-fatwa Al Hadis Syiah,

Baca Juga: RESMI!! Starting Line Up Timnas Indonesia vs Vietnam, Laga Penentu Juara Grup Kualifikasi Piala Asia U20 2023!

"barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada sang Maha Pencipta apa yang dikutip tentang hari-hari naas.

Adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali maka berhati-hatilah dari semua itu dua pandangan fiqih terhadap berbagai ritual yang banyak dilakukan pada hari Rabu wekasan dengan shalat sunnah.

Rabu wekasan hukum shalat sunnah, Rabu Wekasan ini perlu dilihat niat pengamalnya apabila niatnya adalah shalat Rabu Wekasan secara khusus maka hukumnya tidak diperbolehkan.

Karena shalat merupakan salah satu amal ibadah yang bersifat tauqifi yaitu sebuah ibadah yang sudah ditentukan dan diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Baca Juga: RESMI! Persib Ditinggal 3 Pemain Intinya, Luis Milla Siapkan Strategi Kejutan Demi Menang!

Baik berkaitan dengan tata cara maupun waktunya sedangkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sendiri tidak pernah mengajarkan dan mengamalkan shalat tersebut tapi jika niatnya adalah shalat sunnah mutlak atau shalat hajat maka hukumnya diperbolehkan apabila shalatnya diniatkan sebagai shalat sunnah mutlak hukumnya diperbolehkan.

Karena shalat sunnah mutlak tidak dibatasi waktu sebab dan jumlah rokaatnya sedangkan shalat hajat adalah shalat yang dilaksanakan saat kita memiliki keinginan hajat tertentu termasuk hajat untuk menolak hal-hal yang dikhawatirkan dan berdoa dengan doa-doa khusus agama Islam mengajarkan kita untuk memperbanyak doa kepada Allah Subhanahuwata'ala.

Karena hal itu merupakan bukti kelemahan kita sekaligus sebagai ikrar kita kepada Allah subhanahuwata'ala sebagai Dzat yang mahakaya anjuran berdoa kepada Allah subhanahuwata'ala.

Baca Juga: GANGGUAN JIWA? Inilah Kondisi Terakhir Ferdy Sambo Disampaikan Langsung Oleh Komnas HAM!

Ini berlaku dalam kondisi apapun Baik suka maupun duka berdoa untuk menghindarkan diri dari malapetaka termasuk sesuatu yang dianjurkan tanpa waktu khusus dengan tidak mengkhususkan pada hari Rabu terakhir pada Bulan Safar.

Namun harus kita lakukan setiap saat tiga meminum air doa meminum air yang sudah didoakan bukan hanya ritual yang dilakukan pada hari Rabu Wekasan kegiatan ini juga biasa dilakukan oleh sebagian umat Islam di waktu-waktu yang lain khususnya sebagai media pengobatan alternatif.

hukum meminum air ini adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada para sahabat-sahabatnya sebagaimana yang diceritakan oleh sayidatina Aisyah Radhiyallahu Anha.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG: Yosep Marah! Semakin Terlihat Sandiwara Yoris, Danu, Yanti? Ini Faktanya

Bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menemui Tsabit bin Qais ketika ia sedang sakit Kemudian beliau berdoa hilangkanlah penyakit dari Tsabit bin Qais bin syammas wahai Rabb seluruh manusia.

Kemudian beliau mengambil debu tanah dari Backbone dan memasukkannya ke dalam gelas Kemudian beliau menyemburkan air ke dalamnya lalu menuangkan kepadanya.

Sedekah silaturahim dan berbuat baik kepada sesama shodaqoh silaturahim membaca doa dan berbuat baik kepada sesama pada hari Rabu wekasan hukumnya adalah sunnah.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG: BENAR ATAU TIDAK? Pernyataan Danu Saat Malam Kejadian! Sampai Berani Sumpah!

Sebagaimana hari-hari yang lain tanpa ada pengkhususan tertentu Dengan demikian menjalankan amal ibadah hari Rabu Wekasan kesunahannya sama dengan hari lainnya.***

Berita Seputar Rabu Wekasan bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: YouTube NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler