“Bulan pertama ngaji masih agak kaku, atau masih belajar tajwid-nya. Pas sudah selesai, bisa keluar, bisa move on ke kelas yang berikutnya,” lanjutnya.
Ketekunannya dalam mengajar pun direspon positif oleh IMAAM yang merupakan organisasi yang mengelola madrasah, dengan memberikan Penghargaan Relawan Muda kepada Alya pada tahun 2019.
Baca Juga: Iis Dahlia Sindir Fisik Nissa Sabyan dan Ayus Berbeda, Andika Pratama: Tolong Julidnya Dikondisikan
Tidak hanya mengajar, Alya juga turut aktif dalam melestarikan budaya Minang bersama Rumah Gadang USA yang merupakan salah satu Sanggar di Amerika yang didirikan sejak tahun 2007 oleh kedua orang tuanya yang berasal dari Sumatera Barat.
Muhammad Afdal yang merupakan ayah dari mahasiswi S1 Hubungan Internasional di American University tersebut mengungkapkan, bahwa dirinya sangat senang melihat kepedulian Alya pada kebudayaan Minang.
Menurutnya, penting bagi remaja Indonesia untuk bisa mencintai kebudayaan tanah kelahirannya dengan cara merawat dan melestarikannya.
“Alhamdulillah, waktu kita pertama kali dirikan, Alya sangat berminat sekali, karena waktu kecil kita ke mana-mana selalu putar lagu Minang,” ungkap Muhammad Afdal.
Baca Juga: THR untuk ASN di Kota Tasikmalaya Segera Dibayarkan
“Saya melihat, ini kalau tidak kita kenalkan, kita akan kehilangan generasi, mereka hanya akan kenal budaya Amerika saja,” ujar pria asal Kabupaten Agam tersebut.
Tidak hanya itu, bersama Rumah Gadang USA, Alya dan orang tuanya telah tampil memperkenalkan kebudayaan Minang di berbagai pertunjukkan di seluruh Amerika Serikat, dan bahkan, mereka sering mengisi acara budaya di Washington DC.