Kenali Sifat dan Karakter Anak Usia 2-7 Tahun Menurut Ustadz Abu Salma Muhammad

- 24 Maret 2022, 10:37 WIB
 Seorang Penceramah /YouTube Abu Salma
Seorang Penceramah /YouTube Abu Salma /

PRIANGANTIMURNEWS - Menurut banyak pakar parenting dan pendidikan anak, fase usia 2-7 tahun (juga disebut fase thufuliyah) adalah fase terpenting dalam kehidupan manusia.

Namun, tak sedikit orang tua yang kurang paham sifat dan karakter anak di usia ini sehingga tidak memperlakukan anak dengan pendidikan yang semestinya.

Dalam kajian Ustadz Abu Salma Muhammad menjabarkan 14 karakter anak usia 2-7 tahun.

Baca Juga: 7 Biodata Pemain 'Soundtrack #1', Drama Terbaru Park Hyung Sik dan Han So Hee Beserta Umur dan Instagram

1. Banyak Bergerak dan Tidak Bisa Diam (Katsrotul harokah wa'adamul istqror)
Anak-anak di pasar ini sedang dalam fase pertumbuhan organ tubuh (termasuk otot dan saraf). Sehingga, anak usia ini sedang mengeksplorasi tubuh mereka, dengan banyak bergerak.

2. Penduplikasi Ulung (Syiddatut taqlid)
Allah ta'ala memberi karunia instrumen belajar pada setiap anak. Dengan instrumen-instrumen belajar ini, anak-anak menyerap segala di sekelilingnya, yang baik dan buruk. Oleh sebab itu, dibutuhkan teladan yang baik.

3. Suka Ngeyel (membantah) (Al-'inad)
Anak suka ngeyel adalah tanda perkembangan kemandirian dalam diri anak, proses mereka belajar untuk mempertahankan diri, beradaptasi dan menjadi pemberani.

Baca Juga: Tes Ilusi Optik: Mengungkapkan Kehidupan Cinta dan Sikap Anda Dalam Menjalin Hubungan

4. Belum Bisa Memilah Benar dan Salah ('Adamut tamyiizi banyak ash-showab wal khotho')
Anak di fase usia ini kognisinya masih belum berkembang sempurna. Sehingga, belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Cara terbaik mendidik mereka adalah dengan memberikan alasan logis, konkret dan contoh.

5. Banyak Bertanya (Katsrotul As'ilah)
Ini bagian dari perkembangan kognisi anak. Rasa keingintahuan anak semakin tinggi. Sehingga anak semakin sering dan banyak bertanya. Orang tua perlu bijak, memberi jawaban sesuai kemampuan berpikir.

6. Kemampuan Memori Yang Tajam (Dzaakirotu haadah aalyah)
Memori anak itu bersih dan terbebas dari keburukan. Oleh sebab itu, orang tua patut berupaya semaksimal mungkin mengisi memori anak dengan kebaikan.

Baca Juga: Berhati Lembut, 3 Zodiak Ini Dikenal Sangat Baik pada Orang Tua

7. Senang Dimotivasi Atau Puji (Hubbut tasyji')
Ini sejatinya tabiat setiap manusia, senang apresiasi atau pujian merupakan penggerak amalan. Selain itu, pujian bermanfaat salah satunya untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak.

8. Senang Bermain dan Bersenang-senang (Hubbul la'ib wal marah)
Bermain dan bercanda merupakan kebutuhan anak. Sebagaimana dipahami para nabi salah satunya Nabi Yaqub alaihissalam yang dikisahkan dalam QS. Yusuf [12] : 12, yang artinya:
"Permainan adalah sarana anak belajar skill serta menstimulasi kemampuan dan potensinya".

9. Senang Berkompetisi dan Lomba (bersaing)
(Hubbut tanafusi wat tanaahuri)
Ini merupakan bagian dari sifat egosentris anak yang ingin selalu terdepan, diperhatikan dan dipuji.

Baca Juga: Ramalan 5 Zodiak yang Paling Mudah Merasa Bahagia

Ingin bersaing adalah wajar, namun orang tua perlu mengarahkan dengan baik agar dapat terjadi faktor pendorong di dalam tasawuq (kepiawaian) dan ibtikar (inovatif atau kreatif)

10. Berfikir Imajinatif (At-tafkiiru Al-khoyaali)
Ini adalah bagian dari perkembangan akal dan proses berpikir manusia. Fase ini adalah momen terbaik menanamkan aqidah shahihah.

11. Cenderung Mudah Belajar Skill Baru (Al-Maylu Liktisaabil Maharoot)
Karena secara mendasar meniru dan mencontoh orang tuanya demikian pula mencontoh skill orang tuanya.

12. Perkembangan Bahasa Yang Cepat (An-Namwu Al-lughowi Sarii'un)
Sebagaimana anak mudah belajar skill baru, demikian pula dengan kemampuan berbahasanya. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya berbicara dengan cara yang baik, lemah lembut, santun dengan bahasa yang jelas dan sederhana.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Suka Kehidupan Glamor, Gemini Impulsif saat Belanja

13. Cenderung Suka Bongkar Pasang (Al-Maylu Lil Fakki wat Tarkib)
Keinginan anak untuk membongkar sesuatu (meski tidak selalu bisa menyatukan kembali) seringkali dianggap perbuatan merusak.

Padahal ini sejatinya adalah bagian dari rasa keingintahuan anak. Orang tua hendaknya mengarahkan, dan tidak terlalu strict (sering melarang) namun juga tidak terlalu permisif.

14. Emosi Yang Tinggi (Haddatul Infi'aalaat)
Di fase ini anak masih mengenal apa yang ada di dalam dirinya, termasuk emosinya. Anak cenderung merespon dengan emosi yang sama dalam hal yang penting (haamah) maupun yang remeh (taafihah).

Itu dia informasi seputar karakter anak yang dikutip dari ceramahnya Abu Salma Muhammad.

Meski membangun karakter anak bukan perkaran yang mudah, namun tentu saja orangtua harus mengambil tantangan ini.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube Abu Salma Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah