Network
PRIANGANTIMURNEWS - Kementerian Agama menyampaikan bahwa terjadi pergantian secara bertahap, baik terkait dengan kewenangan sertifikasi halal atau terkait pergantian logo halal yang melekat pada produk konsumtif.
Dari logo yang semula kita kenal sudah hampir 35 tahun dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia dan kini akan berganti secara bertahap sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan, diketahui pada logo yang sudah ditetapkan Kementrian Agama melalui badan penyelenggara jaminan produk halal.
Hal ini tentunya menjadi topik perbincangan yang cukup hangat dan mengakibatkan banyak perdebatan pendapat dimasyarakat. Kementerian Agama belum memberi kepuasan yang jelas.
Oleh karena itu kita mengharapkan adanya kepastian Kementrian Agama dalam hal yang sifatnya sangat penting tentunya bagi umat Islam, karena konsumsi produk-produk halal adalah Bagian yang sangat melekat bagi tuntunan orang Islam.
Masukan- masukkan positif yang sekiranya dapat dipertimbangkan dan bermanfaat dapat menjadi solusi untuk difahami dan diterapkan bagi masyarakat, khususnya untuk umat muslim di Indonesia.
Ada 2 poin yang menjadi usulan untuk bisa dipertimbangkan dan bisa dihadirkan solusi yang baik untuk umat muslim di Indonesia.
1. Terkait dengan halal itu sendiri, halal itu bagian hukum yang melekat bagi syariat Islam, yang sifatnya memberikan kepastian dan menjadi penentu mana yang boleh dilakukan dan boleh dikonsumsi.
Maka dijelaskan oleh Nabi SAW pada hadits beliau dan Allah menegaskan dalam Al-Qur'an, hal hal terkait dengan sifat-sifat dan kebolehan yang dikaitkan oleh hukum syariat yaitu, halal sifatnya harus jelas.
Spirit Al Qur'an dengan memberikan kejelasan, yang terang tidak boleh ambigu dan terlalu rumit untuk difahami, sehingga menyulitkan bagi setiap muslim untuk bisa menyikapi hal yang dimaksud kan.
Syariat harus memberikan kepastian, karena itu Nabi SAW menjelaskan mengenai aspek yang halal ataupun yang haram itu redaksi dan diksinya sangat jelas.
"antara halal dan haram mesti jelas, oleh karena itu tidak boleh ada yang bersifat ambigu jika terkait dengan aspek halal dan haram, karena dampak nya besar, mengkonsumsi yang haram itu selain melahirkan dosa bisa menghambat doa," Ungkap Ustad Adi Hidayat.
Dari sini banyak acuan Alquran atupun hadist yang sangat diyakini, baik itu yang ada di kementerian, MUI atau para ulama, juga sangat memahami tentang segala yang terkait dengan penjelasan ke masyarakat pada aspek-aspek halal.
Seharusnya dari pihak manapun harus terang benderang dalam menjelaskan hal tersebut tidak boleh ada yang ambigu dan multi tafsir, ini bukan perkara seni dan filosofi, akan tetapi ini masalah syariat yang harus jelas dan terjabarkan dengan Sempurna di masyarakat.
"Jika diperkenankan kami mengusulkan agak baik nya logo yang akan diperkenalkan dimasyarakat sebaiknya logo yang mudah difahami, dituliskan saja misal dengan menggunakan bahasa Arab yang jelas حلال, atau menggunakan bahasa Indonesia halal atau jika ingin yang paling singkat dan mudah, pakai logo yang sudah ada dan familiar di masyarakat" Ungakap Ustad Adi Hidayat.
2. Baiknya bukan hanya diskusi kesepakatan akan tetapi mengikut sertakan pihak lain seperti, Masyakarat, Para Alim Ulama, dll.
ketika ingin disampaikan ke masyarakat luas akan lebih baiknya bila Kementrian Agama dan MUI ikut duduk bersama untuk menyampaikan konferensi pers pada masyarakat Indonesia khusus nya umat Islam.
Ada baiknya ini direncakan sebelum dipublikasikan, kemudian disepakati bersama. Karena ini persoalan untuk umat bukan hanya persoalan di Kementrian Agama dan MUI.
Dan yang paling penting adalah masyarakat memiliki kejelasan, ketenangan dan kedamaian dalam berbangsa dan bernegara di Negara Indonesia.
Solusi yang efektif itu dengan komunikasi kepada berbagai pihak untuk dihadirkan dan diikut sertakan dalam diskusi pergantian logo tersebut.
Baca Juga: MENGUNGKAP KASUS SUBANG: Yanti Istri Yoris Ceritakan Dua Mimpi yang Kontradiktif, Mana yang Benar?
Ini bukan perkara yang seharusnya sulit di lakukan, kita hanya mencari hal yang mudah untuk dijalankan, jika semua yang terkait memiliki visi dan misi yang sama, semua yang dijalani akan mendapat kan ridho Allah SWT.***
