"Seandainya dia berpuasa padanya, yakni pada bulan Syawal mengqadha Ramadhan atau selainnya, atau nadzar, atau sunnah lainnya, dia mendapatkan pahala sunnahnya."
Maka hal ini menjawab pertanyaan di atas, bahwa utamanya melaksanakan puasa qadha terlebih dahulu karena wajib hukumnya menyegerakan untuk pelunasan puasa Ramadhan yang ditinggalkan.
Baca Juga: Berkunjung ke Ukraina, Presiden Jokowi: Jangan Ada Lagi Kota Di Ukraina Rusak Akibat Perang!
Namun, jika tetap ingin melaksanakan puasa Dzulhijjah karena mengejar pahalanya, bisa dilaksanakan dengan cara mengqadha puasa dan tetap berniat untuk melaksanakan puasa Dzulhijjah, maka akan mendapatkan pahala sunnah dari puasa Dzulhijjah dan juga qadha puasa Ramadhan.
Karena jika terlebih dahulu mengerjakan puasa Dzulhijjah dibandingkan membayar puasa qadha, sama saja seperti lebih mengutamakan amalan yang sunnah dibanding yang wajib.
Jika puasa qadha sudah dibayar semua dan masih memiliki kesempatan melaksanakan puasa sebelum berakhirnya 10 hari puasa Dzulhijjah, barulah saat itu boleh untuk tetap melaksanakan puasa Dzulhijjah.
Baca Juga: Tanggal Berapa Dream Theater Konser di Solo? Jangan Sampai Kelewatan
Seperti yang dijelaskan oleh Syekh Zakariya Al-Anshari, seorang ulama madzhab Syafi'i:
“(Puasa Asyura), Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad.
(Puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW.