Tuding Kabinet Jokowi Dikuasai Orang Tambang, Susi Pudjiastuti: Ekosistem Laut Tak Dipikirkan

24 Desember 2020, 17:43 WIB
Susi Pudjiastuti /Tangkap layar video daring/

PRIANGAN TIMUR NEWS - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuding Kabinet Indonesia Maju periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dikuasai oleh orang-orang tambang.

Sehingga yang terpikirkan hanya menggali, tak memikirkan bagaimana untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.

"Yang pegang kuasa di pemerintahan saat sekarang majority adalah orang-orang tambang," kata Susi dikutip Priangantimurnews.com dari   https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-011160101/sebut-kabinet-dikuasai-orang-tambang-susi-pudjiastuti-bandingkan-tambang-dan-hasil-laut-kan-bodoh?page=3  dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis 24 Desember 2020.

Baca Juga: Pangandaran Miliki Potensi Flora dan Fauna, Berpotensi Menjadi Wisata Edukasi Cagar Alam

Ia menuding para pejabat di atas tampuk kekuasaan tidak pernah berpikir untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan ekosistem laut.

"Kalau orang tambang itu ya gali terus sebanyak-banyaknya hari ini supaya kena kita semua," ujar Susi.

"Jangan sampai disisakan nanti kita rugi," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Pangdam III Siliwangi Tinjau Lokasi Rencana Pembangunan Makodim di Pangandaran

Susi menyebut tambang dan perikanan adalah dua hal yang berbeda sehingga pengelolaannya tak bisa disamakan.

"Nah, tambang itu kan nanti akan habis. Kalau ikan, hasil laut dikelolanya seperti tambang, ya habis," tuturnya tegas.

"Tapi kan bodoh, itu (perikanan) kan renewable resources (sumber daya alam terbarukan)," kata dia.

Baca Juga: Antartika Kini Telah Menjadi Benua Terakhir Yang Mencatat Kasus Covid-19

"Masak mau dikelola dengan cara mengekstraksi, mengeksploitasi kayak tambang?" tanyanya.

Susi menjelaskan, tambang habis karena berasal dari fosil yang tidak bisa berkembang biak dan memperbanyak dirinya sendiri.

"Kalau tambang kan fosil, dikeruk habis. Kalau ikan, udang itu hidup," tegas dia.

"They have capacity, capability to replenish, to multiply (mereka punya kemampuan, kapabilitas untuk mengisi kembali, berkembang biak)" tuturnya.

Baca Juga: Hal Yang Sebaiknya Diubah Sekarang, Nggak Pakai Nanti, Apalagi Besok

Ia pun tegas menyebut bidang kelautan dan perikanan di Indonesia takkan maju jika dikuasai oleh orang tambang.


"Selama yang memegang policy (kebijakan) itu orang tambang, ya mereka akan anggap laut itu ditambang bukan dikelola," ujarnya.

Ia merasakan secara langsung bagaimana buruknya pengelolaan laut di Indonesia membuat hasil tangkap nelayan menurun drastis, terutama lobster.

Baca Juga: Permohonan BPUM Rp2,4 Juta Belum Cair, Cek ke laman https://eform.bri.co.id/bpum

Susi yang 30 tahun berpengalaman di bidang perikanan menyebut dahulu nelayan bisa mendapat dua hingga empat ton lobster besar setiap harinya.

Mulai tahun 2000, nelayan hanya dapat 100-200 kilogram. Sekarang, nelayan hanya dapat 50 kilogram dan sulit untuk mendapatkan lobster besar.

"Saya baru tahu itu (benih lobster) diperdagangkan setelah jadi menteri. So, I wanna do something (Jadi, saya ingin melakukan sesuatu)," tuturnya.

"Lobster itu yang bikin nelayan kaya. Bukan bibitnya, lobster besarnya karena pengambilannya bisa sustain (berlanjut terus)," kata Susi tegas.***

 

Editor: Ahmad Ramadan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler