Pengelolaan Lembaga Wakaf Perlu Terobosan Baru, JK: Wakaf Langkah Awal Produktif

19 Juni 2021, 21:31 WIB
Wakil Presiden ke 10 dan 12 Republik Indonesia Dr. (HC) Drs. H.M. Jusuf Kalla (JK) yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina. /Pikiran Rakyat/Satrio Widianto

PRIANGANTIMURNEWS -  Pengelolaan lembaga wakaf yang sudah berjalan lama perlu terobosan baru.

Lembaga Wakaf Paramadina bisa berkembang sebagaimana Harvard. 

 “Lembaga wakaf ini adalah sebagai bentuk amal yang memiliki nilai jangka panjang sehingga lebih mudah kita pertanggungjawabkan dengan pengelolaan  sebaik-baiknya,”

Disampaikan Wakil Presiden ke 10 dan 12 Republik Indonesia Dr. (HC) Drs. H.M. Jusuf Kalla (JK)  yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina  saat peresmian Lembaga Wakaf Paramadina (LWP) di Aula Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat 18 Juni 2021.

Baca Juga: 10 Manfaat jambu Biji untuk Kesehatan

Lembaga Wakaf Paramadina kini hadir di tengah masyarakat menyambut masa depan dengan menebarkan nilai Islam, Rahmatan lil ‘alamin.

Membawa segenap harapan melalui berbagai program untuk mewujudkan pembangunan ekonomi Islam secara mandiri dan berkelanjutan. 


Universitas Paramadina adalah salah satu Perguruan Tinggi yang berasal dari wakaf melalui Yayasan Wakaf Paramadina yang didirikan sejak 1998. Tahun 2021 ini, Yayasan Wakaf Paramadina (YWP) mendirikan lembaga khusus untuk mengelola wakaf secara produktif, bernama Lembaga Wakaf Paramadina (LWP). 


Ketua Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardojo menyatakan rasa syukurnya.

“Alhamdulillah kita telah memiliki sertifikasi Nazhir Wakaf Uang dari BWI dengan nomor 3.3.00281 tertanggal 24 Mei 2021. Dengan adanya bukti sertifikasi, LWP dapat mengumpulkan dana dari masyarakat umum dalam bentuk Wakaf Uang," katanya.

Baca Juga: Pasukan Israel Kembali Serang Warga Palestina di Kompleks Masjid Al-Aqsa, 10 Orang Ditangkap, 9 Orang Terluka

Uang yang terkumpul diperuntukan  membangun aset-aset produktif dan sebagian akan diinvestasikan. Hasil investasi akan digunakan untuk menebar manfaat lebih banyak lagi.

Dikatakan Hendro, walaupun Paramadina baru terdaftar legal sebagai Nazhir pada 2021, namun sesungguhnya YWP telah melakukan banyak aktivitas yang mengusung konsep wakaf. Seperti wakaf tanah dan gedung (aset tetap) serta wakaf profesi.

Hendro juga menjelaskan bahwa tidak hanya wakaf, Paramadina juga telah menjalankan filantropi dalam bentuk Baitul Mall Paramadina, Nasi Murah Paramadina (RAHMA), Paramadina Fellowship, Paramadina Sosial Responsibility (PSR).

Kegiatan dan program sosial tersebut telah memberikan beasiswa lebih dari 500 mahasiswa S1 hingga S3, mendirikan dan  membiayai operasional 200 PAUD.

Baca Juga: Pasukan Israel Kembali Serang Warga Palestina di Kompleks Masjid Al-Aqsa, 10 Orang Ditangkap, 9 Orang Terluka

Kemudian memberikan ratusan beasiswa bagi anak dari keluarga tidak mampu, khususnya selama pandemi telah memberikan bantuan APD di banyak Rumah Sakit, serta menyalurkan bantuan hampir Rp1 Milyar kepada korban yang terdampak Covid-19.


Ketua Lembaga Wakaf Paramadina.Dr. Prima Naomi, M.T. menjelaskan bahwa fokus LWP adalah pada bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan dakwah.


 Adapun program-program yang telah dicanangkan adalah: Program Pembangunan Kampus Baru & Masjid Paramadina beserta Wakaf Center Building, Wakaf Riset & Inkubator Binsis Mikro.

Wakaf Design 1.000 UMKM, Beasiswa Full S1 untuk 100 Santri Binaan, Beasiswa Full S2 untuk 50 Takmir Masjid & Nazhir, Rahma 1.000 Bantuan Gizi dan Pendidikan Bagi Anak Jalanan, Bantuan Covid 500 Guru PAUD & Madrasah serta berbagai program lainnya.

Baca Juga: Rapper Basboi Akhirnya Merilis Album Adulting For Dummies, Berisi 10 Lagu Menarik

 Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Dr. Imam Teguh Saptono menyampaikan bahwa ini merupakan reborn daripada Yayasan Wakaf Paramadina untuk bisa lahir menjadi salah satu badan wakaf nasional dan harapannya bisa mencapai kancah internasional.

"Wakaf selalu hadir dalam puncak peradaban umat dimana peradaban ditopang oleh zakat dan wakaf. Jadi saat perbankan belum hadir, justru lembaga wakaf lah yang mewarnai aktivitas ekonomi masyarakat,” tambahnya. 


Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Ventje Rahardjo Soegiono, S.E., M. Ec mengucapkan selamat atas ditunjuknya LWP sebagai nazir oleh Badan wakaf Indonesia. 


"Semoga LWP dapat dibangun dengan prinsip tata kelola modern, transparan, kreatif, akuntabel yang berorientasi pada pelayanan nasabahnya. Sehingga upaya bersama kita dalam memanfaatkan potensi wakaf di Indonesia yang luar biasa dapat terlaksana dengan baik.” katanya. 

Baca Juga: BAZNAS Kota Bandung Serahkan Bantuan Rp416.424.321 untuk Palestina


Program Lembaga Wakaf Paramadina akan dikelola oleh anak-anak muda yang merupakan mahasiswa maupun alumni Universitas Paramadina, memiliki konsen terhadap Wakaf.

Sebagai direktur Eksekutif ditunjuk Wusda Hesta Wibawa, seorang enterpreneur muda berbasis syariah. LWP dijalankan bersinergi dengan berbagai pihak, diantaranya  bermitra strategik dengan DMI, BSI, WaCIDS, Komunitas Entrepreneur dan mitra lainnya. 


Bersama DMI, Wakaf Paramadina hendak menyalurkan beasiswa untuk 150 Takmir, Nazir dan Santri, serta memberikan bantuan 1000 gerobak untuk Badan Usaha Milik Masjid (BUMM).

Baca Juga: 5 Tersangka Pinjaman Online Rp Cepat Diringkus Polisi Dijerat UU ITE, Korban dapat Bunga hingga 60Juta

"Bersama WaCIDS, LWP menjalankan misi meningkatkan literasi & riset wakaf dengan harapan ke depan akan hadir program studi khusus wakaf. Bersama BSI menjadi jalan bagi Wakaf Paramadina untuk kemudahan transaksi keuangan syariah, investasi syariah serta melakukan promosi bersama melalui JadiBerkah.id.” ungkap Wusda. 

Setelah acara launching, dilanjutkan penyerahan MoU antara Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah diwakili Dr. Sutan Emir Hidayat dengan Rektor Universitas Paramadina Prof. Dr. Didik J. Rachbini.***

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler