Fenomena Alam Siang Hari Lebih Cepat, Ini Penyebabnya dan Dampaknya Untuk Waktu Sholat!

3 November 2022, 11:58 WIB
Ilustrasi ada perubahan jadwal tengah hari lebih awal /Instagram @lapan_ri/

 

PRIANGANTIMURNEWS - Fenomena tengah hari yang lebih cepat pada setiap tanggal 3 November ini dikarenakan nilai perata waktu yang lebih besar sehingga Matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun.

Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari Lapan.go.id Berikut ini penyebab dan dampaknya untuk waktu sholat:

nilai perata waktu yang lebih besar (lebih positif) sehingga Matahari akan berkulminasi lebih awal dibandingkan hari-hari biasanya dalam setahun. Perata waktu adalah selisih antara waktu Matahari Sejati dengan waktu Matahari Rata-Rata.

Waktu Matahari Sejati adalah waktu yang diukur berdasarkan gerak semu harian Matahari sebenarnya.

Baca Juga: GAWAT! Indonesia Berpotensi Tsunami 34 Meter dan Gempa Megathrust 8,9 SR, Selengkapnya Riset BMKG!

Sedangkan, waktu Matahari Rata-Rata adalah waktu yang diukur berdasarkan gerak semu harian Matahari rata-rata, yakni tepat 24 jam.

Perata waktu dipengaruhi oleh dua faktor: deklinasi Matahari dan kelonjongan orbit Bumi. Deklinasi adalah sudut yang dibentuk antara ekuator langit (proyeksi ekuator Bumi pada bola langit) dengan ekliptika (lintasan edar Bumi mengelilingi Matahari).

Nilai minimum deklinasi saat ini adalah −23,44° derajat, sedangkan nilai maksimumnya adalah +23,44°. Kedua nilai ini didasarkan kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap garis tegak lurus ekliptika sebesar 23,44°.

Kemiringan sumbu rotasi Bumi senantiasa berubah dengan periode 41.000 tahun; yakni 22,1° di tahun 8700 SM dan 24,5° di tahun 11800 M mendatang.

Baca Juga: Inilah Daftar Nama Ajudan Ferdy Sambo Lengkap Dengan Pangkatnya!

Siklus ini disebut juga Siklus Milankovitch. Orbit Bumi yang lonjong membuat Bumi di satu waktu berada pada titik terdekat dari Matahari, disebut juga perihelion, dan di waktu lain berada pada titik terjauh dari Matahari, disebut juga Aphelion.

Saat harga mutlak deklinasi Matahari berkurang (Juni-September dan Desember-Maret), Matahari akan berkulminasi lebih lambat.

Sedangkan saat harga mutlak deklinasi Matahari bertambah (September-Desember dan Maret-Juni), Matahari akan berkulminasi lebih cepat.

Saat Bumi menjauhi titik perihelion menuju Aphelion (Januari-Juli), Matahari akan berkulminasi lebih lambat.

Baca Juga: BOCOR! Draft Jadwal Kelanjutan Liga 1! Ada Big Match Persib vs Persija, David da Silva Tak Sabar Lagi!

Sedangkan saat Bumi menjauhi titik Aphelion menuju perihelion (Juli-Januari), Matahari akan berkulminasi lebih cepat.

Kombinasi dari kedua faktor inilah yang membuat Matahari akan berkulminasi lebih cepat pada September-Desember dengan puncaknya pada 3 November

Secara umum, dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit Matahari lebih cepat. Bagi umat muslim, waktu sholat duha,

(saat ketinggian Matahari mencapai +4,5° atau sepenggalah) maupun waktu subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Champions Beserta TopSkor, Top Assist, Klasemen dan Daftar Tim Lolos ke Babak 16 Besar

Selain itu juga menyebabkan waktu terbenam Matahari (magrib) maupun waktu isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah utara Indonesia.***

Berita Seputar waktu sholat bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Lapan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler