PRIANGANTIMURNEWS - Jurnalis papua bernama Victor Mambo dilaporkan mendapatkan teror berupa serangan berupa bom rakitan di kediamannya yang bertempat di Kelurahan Angkasapura, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura pada Senin, 23 Januari 2023.
Sampai saat ini Iqnatius Benny Ady Prabowo Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi menyampaikan sampai saat ini pihak penyidik belum dapat memastikan ledakan tersebut adalah sebuah bom atau hal lainnya.
"Saat ini bukti-bukti sisa ledakan yang ditemukan di TKP sedang diselidiki oleh Reskrim Polresta Jayapura Kota, Labfor Polda Papua dan Gegana Satbrimob," ungkap Benny.
Baca Juga: Review Film The Last of Us Episode 2: Jakarta Minta Dibom Akibat Jadi Awal Tempat Wabah Berkembang
Juga pihaknya tengah menyelidiki motif dari pelaku pelemparan yang diduga kuat bom serta ada dugaan teror tidak diarahkan kepada jurnalis Papua tersebut yang telah menerima Udin Awards 2022 itu.
Ada kemungkinan justru disasarkan kepada warga sekitar rumahnya tersebut.
"Itu karena tidak diawali dengan intimidasi atau teror sebelumnya sehingga belum tentu ditujukan kepada Bapak Victor Mambor," katanya.
Sementara Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim meminta Dewan Pers untuk membentuk tim satgas anti kekerasan jurnalis. Dalam penanganan teror yang dialami Victor Mambor, pemimpin umum media Jubi Papua.
Baca Juga: Aksi The Sacred Riana Akhirnya Kembali Hantui AGT, Buat Fans Terkejut dan Juri Ketakutan
Pasalnya Sasmito menyampaikan bahwa ini bukan pertama kalinya Victor mengalami teror, dimana sebelumnya teror sudah pernah dialami dua kali. Dengan kasus pertama terjadi pada 21 April 2021 lalu.
Dugaan teror mengarah terhadap Victor diduga oleh AJI karena aktivitas jurnalistiknya yang konsisten mengangkat kasus pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat.
Seperti soal penembakan di Kabupaten Pegunungan Bintang, kasus Paniai, hingga persidangan kasus anggota TNI yang memutilasi warga.
Victor Mambo dikenal sebagai salah satu dari pendiri Jubi media berlokasi di Jayapura, menghadirkan suara warga Papua.
Baca Juga: Tolak Keras LGBT! Pemkot Bandung akan Dukung Larangan LGBT
AJI Indonesia mengeluhkan lambatnya eksekusi penanganan kasus teror terhadap jurnalis Victor oleh pihak kepolisian. Bahkan AJI menyampaikan bahwa Dua kasus teror sebelumnya tidak diproses secara jelas dari sampai saat ini.
Kronologi teror itu sendiri terjadi ketika Victor bangun sekitar pukul 02.00 WIT. Melanjutkan pekerjaannya di komputer di ruang kerja yang berada di teras rumah.
Sampai ketika waktu menunjukan pukul 04.00 WIT, Victor masuk ke dalam rumah untuk menonton televisi. Tetapi setelah itu terdengar suara sepeda motor melewati rumahnya.
“Saya mendengar suara motor terus suaranya hilang. Setelah dua menit di samping rumah saya terdengar orang menyalakan motor terus jalan motornya. Tidak sampai satu menit motor itu jalan, terdengar ledakan,” ungkap Victor.
Baca Juga: PPS Menjadi Ujung Tombak Pemilu, Ade Zaenul: Anggota PPS Cerdas, Jujur dan Transparan
Benny menyampaikan saat ini penyidik Polresta Jayapura Kota tengah berada dalam proses identifikasi terduga pelaku teror.
Mulai dengan melihat rekaman kamera pemantau (CCTV) yang ada dekat dengan lokasi kejadian teror tersebut. Serta polisi mengumpulkan bukti pendukung berupa keterangan saksi dan barang yang dipakai untuk bom.
"Pelaku sedang dalam proses identifikasi, dari rekaman CCTV samar terlihat," kata Benny.
Bom dilaporkan dan terlihat meledak di pinggir jalan yang berjarak sekitar tiga meter dari dinding rumah Victor Mambor.
Rekaman CCTV yang terpasang di salah satu bagian rumah Victor pun sekilas terlihat sepeda motor melintas samping rumah, sebelum terjadi ledakan tersebut.
Baca Juga: Update Transfer Liga 1 2023: Ramadhan Sananta OTW Liga 2 Bundesliga, Erwin Gutawa ke Barito Putera
Saat ini, Victor diketahui telah melaporkan peristiwa tersebut kepada Polresta Jayapura Kota.
Dilanjutkan penyidik melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengambil keterangan pelapor dan mengamankan barang bukti yang diantaranya adalah sumbu serta material ledakan sisa untuk dilakukan investigasi.***