Fahri Hamzah Cuitkan Kritik Agar Tidak Dicurigai, Sampai Kumpulkan Peniliti Bukan Politisi

- 12 Januari 2021, 20:30 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah /Instagram fahrihamzah/
PRIANGANTIMURNEWS- Fahri Hamzah mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ((DPR) berpendapat dalam akun Twitternya agar kritik tidak dicurigai sebagai gerakan politik.
 
Fahri Hamzah mengatakan bahwa negara demokrasi, harus diimbangi dengan kritik dan tidak boleh berhenti, namun harus berdiri.
 
 
 
Wakil Ketua Umum Partai Gelora tersebut menjelaskan karena itulah yang harus dikumpulkan adalah para intelektual dan peneliti, bukan para politisi yang terlanjur dicurigai.
 
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 11 Januari 2021.
 
"Sebuah bangsa yang mengambil pilihan demokrasi maka tak boleh tradisi kritisnya berhenti," tulis Fahri Hamzah dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan di akun Twitter miliknya @Fahrihamzah pada Selasa, 12 Januari 2021.
 
 
Sebuah bangsa yang mengambil pilihan demokrasi maka tak boleh tradisi kritisnya berhenti. Tapi, agar tradisi kritik tak dicurigai sebagai gerakan politik maka ia harus berdiri dan mengumpulkan kaum intelektual dan para peneliti, bukan para politisi yg kadung dicurigai.
 
— #GS2020KolaborasiYuk (@Fahrihamzah) January 11, 2021
 
"Tapi, agar tradisi kritik tak dicurigai sebagai gerakan politik maka ia harus berdiri dan mengumpulkan kaum intelektual dan para peneliti, bukan para politisi yg kadung dicurigai," lanjutnya.
 
Menurut Fahri Hamzah, masyarakat harus hidup dalam tradisi kritik yang konsisten. Hal itu merupakan jalan kedewasaan dalam berdemokrasi.
 
 
Selain itu, hal tersebut juga merupakan sebuah jalan yang harus ditempuh sebagai bagian dari bangsa yang besar.
 
"Wibawa presiden lama kita perlukan agar kritik lebih terdengar. Dan agar data dan kata2 yang keluar tidak dianggap sembarangan," bebernya.
 
Wibawa presiden lama kita perlukan agar kritik lebih terdengar. Dan agar data dan kata2 yang keluar tidak dianggap sembarangan. Kita harus hidup dalam tradisi kritik yang konsisten. Itulah jalan kedewasaan dalam berdemokrasi. Itu jalan kita. Jalan bangsa besar.
 
— #GS2020KolaborasiYuk (@Fahrihamzah) January 11, 2021
 
"Kita harus hidup dalam tradisi kritik yang konsisten. Itulah jalan kedewasaan dalam berdemokrasi. Itu jalan kita. Jalan bangsa besar," pungkasnya.*** (Andriana/ Mantra Sukabumi)
 

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x