Network
PRIANGANTIMURNEWS - Guna meningkatkan pertahanan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia terus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mengirimkan 100 insinyur ke Korea Selatan (Korsel).
Pemerintah Indonesia telah memulai proses untuk mengirim 100 insinyur ke Korea Selatan untuk memulai kembali partisipasinya dalam proyek jet tempur KF-21 bahkan ketika masalah pembayaran jatuh tempo 700 miliar won ($605,8 juta) masih belum terselesaikan.
Sekitar 32 insinyur Indonesia sedang menjalani prosedur administrasi, seperti aplikasi visa, untuk kembali ke Korea Aerospace Industries (KAI).
Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Afghanistan Tentara AS Selamatkan Bayi
Dimulai dengan 32 insinyur, sekitar 100 personel akan kembali ke pabrik Sacheon pada akhir tahun setelah Jakarta menegaskan kembali komitmennya terhadap proyek tersebut awal tahun ini.
Terkait masalah pembayaran yang tertunda, kedua negara akan melakukan putaran negosiasi. Kita akan melakukan yang terbaik untuk mengadakan pembicaraan tingkat kerja sesegera mungkin.
"Kami juga akan menyimpulkan diskusi tentang masalah pembayaran," kata Jung Kwang-sun, yang memimpin program KF-21 dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Instagram @gid.news 22 Agustus 2021.
Baca Juga: Penemuan Ikan Gabus Warna Emas Hebohkan Warga, Mau Ditukar Motor dan Uang Rp20 juta
Indonesia telah menarik insinyurnya pada tahun 2020 dengan alasan masalah terkait Covid, tetapi spekulasi tersebar luas saat itu bahwa Jakarta berusaha untuk keluar dari proyek pengembangan jet tempur bersama dan membeli jet Rafale secara langsung.
Kemitraan Korea Selatan-Indonesia bertujuan untuk mengembangkan jet tempur baru pada tahun 2026.
