SEJARAH, Sutan Sjahrir Berang Tak Dipercaya Soekarno Terkait Jepang Sudah Menyerah

- 4 Juni 2022, 19:50 WIB
Sjahrir dan Soekarno.
Sjahrir dan Soekarno. /Sjahrir Peran Besar Bung Kecil

Panitia misalkan mengagendakan sidang pertama 19 Agustus 1945. Sukarno ketua dan Hatta wakil dalam panitia ini "ini akal-akalan Jepang," kata Sjahrir dalam Renungan dan Perjuangan.

Baca Juga: Pemerintah Anjurkan Produksi Obat dari Dalam Negeri

Sjahrir mengusulkan Proklamasi tak menunggu Jepang. Proklamasi kata Sjahrir, bentuk perlawanan terhadap Jepang. Inilah saatnya melancarkan aksi massa.

"Aku penuh semangat. Aku yakin saatnya telah tiba. Sekarang atau tidak sama sekali," kata Sjahrir.

Pukul lima sore 15 Agustus itu, ribuan pemuda berkumpul di pinggir kota. Mereka siap masuk Jakarta segera setelah proklamasi. Begitu proklamasi disiarkan. Pemuda akan langsung berdemonstrasi di stasiun Gambir.

Domei dan gedung Kenpeitai akan di rebut. Ternyata, pukul enam kurang beberapa menit, Sukarno mengabarkan belum akan mengumumkan proklamasi, Sukarno menundanya satu hari lagi.

Kabar ini membuat ribuan pemuda pengikut Sjahrir marah. Sjahrir menduga polisi rahasia Jepang tahu rencana proklamasi. Para pemuda mendesak proklamasi diumumkan tanpa Sukarno Hatta.

Baca Juga: Sebelum Memilih Persib Bandung Arsan Makarim Mengaku Sempat Diminati 3 Klub, Begini Tanggapannya!

Tapi Sjahrir tidak setuju. Ia khawatir konflik akan terjadi diantara bangsa ini. Tapi kabar bahwa proklamasi batal diumumkan tak sempat dikabarkan ke Cirebon.

Para pemuda di Cirebon di bawah pimpinan dokter Soedarsono, ayah Menteri Pertahanan Juwono Soedarsono hari itu juga mengumumkan Proklamasi versi mereka sendiri.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Sjahrir Peran Besar Bung Kecil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah