PRIANGANTIMURNEWS - Kasus saling tembak antar polisi yang menewaskan Brigadir J terus menjadi pantauan publik.
Pasalnya banyak kejanggalan dan keanehan atas meninggalnya Brigadir Yosua Hutabarat atau akrab di sapa Brigadir J.
Baru baru ini pengacara yang ditunjuk keluarga menjadi kuasa hukum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau akrab dipanggil Brigadir J.
Yaitu Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan bahwa dalam kasus saling tembak antar polisi.
Yang menewaskan Brigadir J, diduga adanya pembunuhan berencana atas Brigadir J.
Sampai saat ini penyidik belum menetapkan siapapun sebagai tersangka dalam kasus penembakan Brigadir J.
Baca Juga: Info Terbaru Kasus Subang, Polisi Sudah Temukan Sketsa Pelaku Pembunuhan, Mirip dengan Saksi W?
Menurut Kamaruddin pada rekaman elektronik tersebut Brigadir J tampak ketakutan hingga menangis.
"Rekaman elektronik itu teknisnya akan kami ungkap Nanti, " Ucap Kamaruddin.
Kamaruddin menjelaskan dugaan ancaman Pembunuhan itu terus berlanjut hingga satu hari menjelang kejadian atau tewasnya Brigadir J.
Pembongkaran makam atau ekshumasi untuk melakukan otopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Akan digelar pada Rabu 27 Juli 2022 pekan depan, Kepala Divisi humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah penyidik berkoordinasi dengan pihak kuasa hukum Brigadir Yosua dan perhimpunan kedokteran forensik Indonesia.
Dari hasil komunikasi dengan pihak pengacara dan ketua perhimpunan kedokteran forensik Indonesia dan para pakar forensik.
Diputuskan untuk pelaksanaan Ekshumasi di Jambi akan dilaksanakan pada Rabu besok, kata Dedi.
ZBaca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Hari Ini Minggu, 24 Juli 2022, Jangan Kaget, Kamu Akan Menarik Perhatian Orang Sekitar
Ia menuturkan Ekshumasi tersebut sesuai perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Mantan Kabareskrim itu meminta adanya Ekshumasi dan digelar sesegera mungkin, tak tanggung-tanggung sedikitnya tujuh dokter dari perhimpunan kedokteran forensik Indonesia.
Bahkan dilibatkan dalam proses autopsi ulang jenazah Brigadir Yosua.
"Kalau dari perhimpunan kedokteran forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang, ungkap Dedi,"
Namun begitu, ia tidak merinci nama-nama dokter eksternal yang dilibatkan dalam autopsi ulang tersebut.***