Menilik Sejarah Peringatan 17 Agustus yang Diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 

- 14 Agustus 2022, 16:05 WIB
Kemerdekaan Indonesia/pixabay/@mufidpwt
Kemerdekaan Indonesia/pixabay/@mufidpwt /

 

PRIANGANTIMURNEWS - Tidak lama lagi akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, pada 17 Agustus 2022.
 
Artinya sudah 77 tahun Republik Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa lain, pada Jumat 17 Agustus 1945 tahun Masehi atau 2605 tahun Jepang. 
 
Kala itu Presiden Soekarno didampingi drs Mohammad Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, disiarkan melalui RRI. 
 
Tahukah Anda, kenapa pada 17 Agustus 1945 diperingati sebagai hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan setiap tahun dirayakan. 
 
 
Seperti dilansir Priangantimurnews.com dari Menlhk, menilik sejarah peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. 
 
Pada 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima Jepang oleh pasukan tentara AS dan sekutunya. 
 
Setelah itu, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) lalu berganti menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
 
Pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki, hingga Jepang menyerah kepada AS dan sekutunya.
 
Momen tersebut dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya, dari penjajahan. Hingga terjadi peristiwa Rengasdengklok.
 
 
Soekarno, Hatta pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
 
Jepang tengah di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
 
Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar kabar tersebut melalui radio, Jepang telah menyerah kepada sekutu.
 
Setelah mendengar kabar tersebut, para pejuang bawah tanah bergegas bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
 
Mereka pun menolak kemerdekaan yang diberikan, sebagai hadiah dari Jepang setelah menjajah Indonesia selama 3 tahun.
 
 
Pada 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Vietnam, menyatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman.
 
Pemerintah Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi dapat dilakukan dalam beberapa hari. 
 
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus, dan dua hari kemudian Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke Tanah Air.
 
Sutan Syahrir mendesak, agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
 
Dia menganggap hasil pertemuan di Vietnam sebagai tipu muslihat Jepang, usai menyerah kepada sekutu.
 
 
Soekarno lalu mengingatkan Hatta, Syahrir tak berhak memproklamasikan kemerdekaan, lantaran itu hak PPKI.
 
Pada 14 Agustus 1945 Jepang resmi menyerah kepada AS dan sekutu di kapal USS Missouri.
 
Usai mendengar desas-desus Jepang akan bertekuk lutut, para pemuda mendesak golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
 
Tak berselang lama, Soekarno-Hatta bersama Soebardjo menemui Laksamana Muda Maeda, dan menyambut kedatangan mereka. 
 
Pada 16 Agustus 1945, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan, semakin memuncak. 
 
 
Terlebih dilancarkan oleh para pemuda dari berbagai kalangan. Sementara peserta BPUPKI dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia. 
 
Tepat 17 Agustus 1945 Soekarno, Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, disiarkan melalui RRI hingga ke pelosok negeri sambil mengibarkan bendera merah putih. 
 
Pada sidang BPUPKI 29 Mei 1945, mengajukan pertanyaan dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?.
 
Pertanyaan tersebut dijawab Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. 
 
Ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila pertama 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. 
 
Terbongkarnya dokumen tersebut menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia, memaparkan fakta Soekarno merupakan Bapak Bangsa pencetus Pancasila. ***
 
 

Editor: Anto Sugiarto

Sumber: menlhk.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x