Inilah Petualang Tokoh G30S/PKI Dari Kejaran Operasi Kalong

- 30 September 2022, 16:14 WIB
Ilustrasi Rapat Para Tentara Terkait Operasi Kalong untuk menumpas PKI/tangkapan layar/youtube/SEJARAH SERU (by Serubelajar ID)
Ilustrasi Rapat Para Tentara Terkait Operasi Kalong untuk menumpas PKI/tangkapan layar/youtube/SEJARAH SERU (by Serubelajar ID) /

PRIANGANTIMURNEWS- Setelah Gerakan 30 September atau G30S/PKI mengalami kegagalan, para tokoh Gerakan 30 September atau G30S/PKI saling menyelamatkan diri dari penyergapan pihak TNI.

Salah satu sosok yang paling dicari setelah gagalnya Gerakan 30 September atau G30S/PKI tersebut adalah mantan Brigjen Supardjo.

Dalam dewan revolusi dia diberi kepercayaan oleh ketua PKI sebagai wakil ketua Dewan Revolusi. sedangkan jabatannya sebagai anggota TNI saat itu adalah mantan panglima Komando Tempur 4 Kostrad atau Kolaga di Kalimantan.

Baca Juga: Luis Milla Beri Menu Latihan Ini Jelang Persib Bandung vs Persija Jakarta, Kambuaya Sudah Bergabung?

Dalam upaya penyelamatan dirinya, Supardjo sebagai salah satu anggota PKI yang setia menggunakan trik penyamaran, misalnya dengan memakai nama palsu, membuat KTP palsu, berpakaian lusuh bahkan merubah wajah.

Nama lengkap Supardjo adalah Syarief Supardjo alias Ibrahim. Sejak 2 Oktober 1966, dia mulai menghilang setelah kemunculan terakhirnya di daerah Halim Perdanakusuma.

Mula-mula dia sembunyi di sebuah rumah di belakang Gedung hiburan Miss Cicih, senen selama satu malam.

Baca Juga: Kaget!! Polisi Ungkap Fakta Baru Soal KDRT Rizky Billar dan Lesti Kejora

Merasa tidak aman, dia kemudian berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya bersembunyi di daerah Cilincing, Tanjung Priok yang dinilai aman.

Selama empat bulan Supardjo tinggal di daerah Cilincing, dan selama itu pula dia sempat berkenalan dengan beberapa tokoh-tokoh PKI daerah itu.

Berbekal informasi intelijen, maka komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat, Letkol Infantri Sujiman, membentuk Satuan tugas operasi di bawah pimpinan komandan operasi Kapten infantri, Suroso.

Operasi ini diberi nama Sandhi operasi kalong dengan anggota 8 orang anggota intel dari kodim – kodim di wilayah kodam 5 jaya.

Baca Juga: Link Live Streaming Spy X Family Season 2 Episode 1, Aksi Anya yang Siap Temani Malam Minggu Kalian

Melihat namanya sudah bisa ditebak operasi ini akan dilaksanakan pada malam hari.

Informasi tempat persembunyian Supardjo di daerah Cilincing telah diketahui oleh Satgas Operasi Kalong. Maka malam 24 Desember 1966 operasi penyergapan dilancarkan.

Operasi yang telah dipersiapkan dan dilaksanakan dengan penuh ketelitian akhirnya mengalami kegagalan.

Hal ini membuktikan bahwa Supardjo telah mencium adanya gelagat yang tidak menguntungkan bagi dirinya sehingga dia berhasil lolos sebelum anggota satgas operasi kalong menyergapnya.

Dalam upaya penyergapan kedua kalinya, satgas operasi kalong bekerja sama dengan beberapa orang anggota Angkatan Laut yang kebetulan tinggal di daerah sekitar lokasi persembunyian Supardjo.

Baca Juga: Siapa Devina Kirana? Sosok Wanita yang Diduga Jadi Selingkuhan Rizky Billar, Simak Ini Profil dan Biodatanya

Operasi kedua ini dijalankan sangat hati-hati, dengan harapan Supardjo benar-benar berhasil ditangkap dan sekaligus akan dijadikan sebagai hadiah natal bagi masyarakat Indonesia.

Namun rupanya Supardjo memiliki feelling yang tajam dan Gerakan yang licin bagaikan belut.

Dia Kembali berhasil meloloskan diri dari upaya penyergapan, meskipun kecewa satgas operasi kalong yakin bahwa suatu saat nanti petualang G30S itu pasti tertangkap.

Setelah berhasil meloloskan diri, Supardjo berupaya untuk meninggalkan daerah Cilincing yang dinilainya tidak aman lagi sebagai tempat persembunyian.

Dengan menyamar sebagai seorang pedagang radio keliling, dia pergi ke daerah Halim Perdana Kusuma.

Baca Juga: Tak Hanya Keluarga Besar Lesti Kejora yang Marah! Inul Daratista Juga Murka, Siap Polisikan Billar!?

Dengan berpakaian layaknya seorang pedagang keliling berkopiah hitam dan berkacamata, Supardjo yang berperawakan gagah dan berkumis sedang itu menggunakan nama samaran Ibrahim.

Selama dalam perjalanan menuju Halim Perdanakusuma, tidak seorangpun yang menyangka, apalagi mencurigai bahwa sesungguhnya Ibrahim seorang pedagang radio adalah seorang tokoh PKI yang sedang dicari-cari oleh pihak keamanan terutama oleh satgas operasi kalong.

Supardjo yang berangkat dari Cilincing 2 Januari 1967 akhirnya pada hari itu juga tiba di daerah kramatjati dan disambut oleh Sawaludin seorang anggota PKI.

Mereka berdua berhasil memasuki wilayah Halim Perdanakusuma dengan aman.

Selain memebawa beberapa buah radio sebagai upaya kamuflasenya, Supardjo juga membawa dokumen-dokumen penting PKI yang selama itu selalu dibawa kemanapun dia pergi bersembunyi.

Baca Juga: Operasi Zebra 2022, Polri Bakal Tindak 14 Pelanggaran Lalu Lintas

Setibanya di Halim Perdanakusuma, sasaran yang dituju Supardjo adalah rumah seorang kenalannya Bernama Kopral Udara Sutarjo yang tinggal di komplek Auri Rajawali.

Dia diterima dengan baik karena bagi Sutarjo orang yang sedang dihadapi adalah orang terhormat dan tokoh penting dalam organisasi PKI yang telah dikenalnya.

Apalagi Sutarjo mengetahui bahwa Supardjo adalah wakil ketua dewan revolusi.

Di kamar yang sudah disediakan oleh Sutarjo inilah beberapa dokumen dan buku-buku Supardjo terutama buku ajaran komunisme disimpan, sebagai upaya pengamanan jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Sebagai upaya kamuflase yang lain, maka di kamar kerja Supardjo telah dipasang poster-poster yang antara lain berbunyi Eks Brigjen Supardjo segera ditangkap hidup atau mati.

Baca Juga: Pemerintah Kota Tasikmalaya Kembali Meriahkan Hari Jadi dan HUT ke 22

Sulitnya menangkap Supardjo sebagai gembong PKI merupakan pekerjaan rumah bagi TNI, khususnya jajaran kodam 5 jaya yang mendapat tugas tersebut.

Jenderal Soeharto yang Ketika itu menjabat sebagai Pangkop Kamtib memerintahkan kepada Pangdam 5 jaya Mayjen Amir Machmud agar Soepardjo segera ditangkap.

Sebagai penanggungjawab atas sukses dan tidaknya perintah tersebut, maka pangdam 5 Jaya Mayjen Amir Machmud segera memerintahkan kepada para komandan Kodim dalam jajaran Kodam 5 jaya.

Untuk melaksanakan operasi penangkapan terhadap Supardjo dan para gembong PKI lainnya yang masih berada dan bersembunyi di wilayah Jakarta.

Sebagai tindak lanjut perintah tersebut, maka menjelang idul fitri diadakan rapat yang diikuti beberapa orang anggota intel kodim dalam jajaran kodam 5 jaya dibawah pimpinan komandan kodim 0501, Letkol Infantri, Sujiman.

Baca Juga: Bikin Heboh!! Sosok Devina Kirana Dituding Sebagai Selingkuhan Rizky Billar, Hingga Memicu KDRT

Kapten Infantri Suroso yang dipercaya sebagai komandan operasi kalong segera meluncur ke Halim Perdanakusuma guna mengadakan pembicaraan dengan komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kolonel udara Rusman.

Sejak itu satgas operasi kalong beranggotakan 20 orang. Dalam pembicaraan itu disepakati pula anggota satgas operasi kalong yang berasal dari Angkatan darat harus menyesuaikan dengan AURI, baik identitas maupun kendaraannya.

Dengan demikian satgas operasi kalong tampak sekilas sebagai pasukan Angkatan udara yang bergerak di dalam jajarannya sendiri.

Ternyata operasi kalong memiliki dampak yang positif bagi AURI, karena hal ini merupakan upaya untuk menetralisir pandangan masyarakat saat itu yang kurang baik terhadap AURI akibat pemberontakan G30S/PKI.

Baca Juga: Ini Negara yang Lolos Semifinal UEFA Nations League,  Inggris Turun Kasta, Prancis Gagal Lolos

Upaya menghilangkan noda di tubuh AURI yang sengaja dirintis oleh Menpangau Laksamana Madya Rusmin Nuryadin itu, mendapat dukungan sepenuhnya dari panglima komando wilayah udara V, Komodor Udara Saleh Basjarah.

Bahkan menjelang pelaksanaan operasi kalong, Menpangau telah berpesan kepada adiknya yaitu Kolonel Udara Rusman.***

Editor: Galih R

Sumber: YouTube Sejarah Seru


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x