Bencana Hidrometeorologi di Sulsel Akibat Cuaca Ekstrem, 60.948 Orang Terdampak Kerugian

- 9 Januari 2023, 17:40 WIB
Ilustrasi banjir.
Ilustrasi banjir. /Pikiran Rakyat/

PRIANGANTIMURNEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan dari hasil rekapan data dari rentetan bencana hidrometeorologi yang terjadi mulai 23 Desember 2023 sampai 7 Januari 2023 membuat 60.948 orang dengan 26.263 kepala keluarga terdampak kerugian.

Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Aslam Patonangi mengatakan bahwa 10 orang di antaranya dinyatakan telah meninggal.

“Dari 60.948 jiwa terdampak bencana alam ini, 10 diantaranya dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Andi seperti dikutip priangantimurnews.com dari antara Senin 9 Januari 2022.

Baca Juga: SIMAK! Cara Lulus Tes Teori Pembuatan SIM, Pelajari Buku Terbitan Polri Berisi 1 200 Soal Tes Teori SIM

Bencana yang telah terjadi sejak tanggal 23 Desember 2022 sampai 7 Januari 2023 tersebut memang tersebar di berbagai daerah di Sulsel.

Selain itu, Andi juga menyampaikan bahwa menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) warga yang terdampak bencana hidrometeorologi tersebut diketahui tersebar hingga 19 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.

Diantaranya yang Anda peroleh dari rekapan data rentetan bencana wilayah tersebut adalah tanah longsor di Gowa dan Enrekang, banjir di Makassar dan Luwu Utara.

Baca Juga: Tepati Janjinya di Semifinal! Shin Tae Yong Gunakan Pakem Line Up Utama!

Serta angin kencang di Sinjai, Enrekang, Kepulauan Selayar, dan Bantaeng, serta gelombang besar disetiap pesisir pantai.

Sembilan dari 19 daerah di Sulawesi Selatan telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam.

Dengan kata lain yang mengalami peristiwa hidrometeorologi terparah dalam kurun waktu 23 Desember 2022 sampai 7 Januari 2023.

Baca Juga: Mengejutkan! Kondisi Persija Pincang! Persib Bandung Bisa Untung Karena Hal Ini!

Wilayah tersebut yang terdampak besar dan menetapkan status tanggap darurat adalah Kabupaten Soppeng, Enrekang, Maros, Wajo, Takalar, Gowa, Bone, Kepulauan Selayar, dan Luwu Utara.

Kerusakan yang disebabkan oleh bencana yang berakar dari curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem sejak akhir tahun 2022 sampai awal 2023 tercatat dalam laporan data telah menyebabkan 1.168 rusak.

Di antaranya 190 rumah rusak berat, 201 rumah rusak sedang dan 894 rumah rusak ringan.

Bencana hidrometeorologi itu sendiri merupakan bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem yang berkaitan dengan curah hujan yang sangat tinggi. Peristiwa yang umum terjadi tersebut, jika dalam skala yang besar dapat menimbulkan bencana.

Baca Juga: Sang Penemu Ban Karet 'Charles Goodyear', Simak Kisahnya!

Diantaranya peristiwa hidrometeorologi tersebut adalah banjir, angin, sambaran petir, gelombang pasang,sampai dengan pergeseran struktur tanah sebagai dampak dari hujan lebat.

Dalam skala besar, peristiwa tersebut berubah menjadi bencana hidrometeorologi. Menjadi banjir bandang, hembusan angin kencang bahkan puting beliung, longsor, serta gelombang ganas yang menyebabkan arus balik.***

 

 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x