DPD RI Tolak Permintaan China APBN Jadi Jaminan Utang Proyek

- 14 April 2023, 21:45 WIB
Ketua DPD RI La Nyalla  menolak permintaan China agar APBN jadi jaminan proyek Kereta Cepat Jakarta-bandung
Ketua DPD RI La Nyalla menolak permintaan China agar APBN jadi jaminan proyek Kereta Cepat Jakarta-bandung /Tangkapan layar instagram@lanyallamm1/


PRIANGANTIMURNEWS - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dengan tegas tolak permintaan China agar APBN jadi jaminan utang proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung.

 

Dikatakan La Nyalla bahwa proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang diinisiasi di era Menteri BUMN Rini Soemarno terus menimbulkan masalah.

Terbaru, pemerintah China meminta APBN Indonesia menjamin pembayaran utang proyek tersebut.

Baca Juga: China Minta APBN Jamin Utang Proyek Kereta Cepat, Ketua DPD RI Menolak

Bahkan bunga utang proyek tersebut ternyata lebih tinggi dari skema di dalam proposal awal yang ditawarkan.

Yakni menjadi 3,4 persen dari tawaran awal 2 persen. Biaya pembangunan juga membengkak, dari awalnya US$6,071 miliar menjadi US$7,5 miliar, atau setara Rp112,5 triliun (kurs Rp15.000/US$).

“Kita masih ingat lho skema awal yang ditawarkan China di era Menteri Rini Soemarno. Saat itu alasan Indonesia menolak tawaran Jepang, karena China tidak meminta jaminan APBN, hutang yang diberikan dengan bunga rendah 2 persen fix 40 tahun, dan pembiayaan murni B2B,” ungkap Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Kamis 13 April 2023.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Kecelakaan Kereta Api di Yunani Berujung Tindakan Anarkis

Dikatakan LaNyalla, proyek tersebut memang harus business to business (B2B).

 

Karena BUMN di dalam konsorsium tersebut bertindak sebagai badan usaha, bukan mewakili pemerintah.

“Jadi tidak bisa pemerintah China minta jaminan APBN. Harus kita tolak. DPD RI akan memberi catatan kepada DPR RI saat penyusunan RUU APBN 2024. Karena pasti merugikan posisi Indonesia,” kata LaNyalla yang juga ketua dewan penasehat KADIN Jawa Timur itu.

Masih menurut LaNyalla, dirinya menduga pemerintah China meminta jaminan APBN karena sudah menghitung bahwa pengelola Kereta Cepat Jakarta Bandung PT KCIC, akan kesulitan membayar hutang pokok dan bunganya yang digelontorkan oleh China Development Bank (CDB).

Baca Juga: Kecelakan Kereta Yunani Sebabkan 36 Orang meninggal, antara Kereta Penumpang dan Kereta Barang

“Lagipula proyek ini memang aneh, kereta dengan kecepatan 300km per jam, tapi digunakan di rute yang pendek, Jakarta-Bandung dengan beberapa stasiun pemberhentian. Jadi akan under optimal dari sisi kecepatan,” pungkas alumni teknik Universitas Brawijaya Malang itu.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Instagram @dpdri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah