PRIANGANTIMURNEWS – Belakangan ini Jepang menjadi perbincangan hangat karena melakukan pembuangan olahan limbah nuklir ke lautan pasifik.
Dampak dari pembuangan limbah itu, beberapa negara yang mengecam tindakan tersebut.
Informasi itu tersebar secara berantai di WhatsApp yang mengimbau untuk tidak memakan ikan laut dikarenakan nelayan di Tuban mendapati jaringan ikan sudah mati. Hal tersebut dikhawatirkan terjadi karena ikan sudah terkontaminasi limbah nuklir.
Baca Juga: Lapak Oli Bekas dan Limbah Plastik di Tangerang Dilalap si Jago Merah
Imbauan tersebut disertai dengan video nelayan di laut dengan banyak ikan yang terlihat sudah mati.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Demi kesehatan jangan makan ikan
Sorè hari ini nelayan tuban mendapat jaringan ikan sdh pada mati
Di khawatirkan sdh terkontiminasi limbah nuklir yg berbahaya.
Jaga kesehatan teman2 musim penyakit lg…”
Lantas bagaimana dengan informasi itu. Benarkah ratusan ikan di Tuban mati karena terkontaminasi limbah nuklir?
Baca Juga: Kapal Pencari Ikan dengan Bom Ditangkap Tim Gabungan di Pulau Simeulue, Sempat Terjadi Baku Tembak
Dilansir dari laman resmi Pemkab Tuban, Kepala Bidang Perikanan DKP2P Tuban, Linggo Indarto menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar alias hoaks. Pihaknya telah memanggil nelayan yang bersangkutan untuk menjelaskan kronologi atas video tersebut.
“Berdasarkan penjelasan dari Bapak Sutrisno (nelayan yang bersangkutan) dan rukun nelayan, ikan yang ditangkap dari laut dalam kondisi sehat dan segar,” kata Linggo di Tuban, Kamis (14/09).
Sutrisno merasa sedih saat mengetahui berita tentang hasil tangkapannya yang diisukan mati karena terkontaminasi limbah.
Baca Juga: 5 Ciri-ciri Tubuh Kamu Sudah dipenuhi Racun, Hal yang Sering dialami Mudah Lelah hingga sulit Kurus
Dengan demikian, video dengan narasi ratusan ikan di Tuban mati karena terkontaminasi limbah nuklir merupakan keliru.
Kesimpulannya berita ratusan ikan di Tuban mati karena terkontaminasi limbah nuklir
adalah hoaks. ***