Masih kata Ustadz AYA,seorang da'i juga harus memiliki kualitas kesantunan dalam berbicara. Seorang da'i wajib menggunakan kata-kata yang sopan dan menghargai pendengar. Tidak menghakimi dan merendahkan orang lain dan mampu menyampaikan nasihat dengan lembut dan penuh pengertian.
"Da'i yang baik harus mampu menyampaikan pendapat tanpa menyakiti orang lain. Menghindari berdebat yang tidak produktif dan selalu membuka dialog yang baik dengan pendengar," lanjut Pimpinan Umum Ponpes Daarul Mu'minin Seladarma Kota Tasikmalaya ini.
Baca Juga: Kader Ansor Harus Jadi Juru Dakwah Terbaik di Daerahnya
Seorang da'i juga harus memiliki kefleksibelan dan mampu menyesuaikan gaya bicaranya dengan pendengar. Dalam menyampaikan pesan agamanya, da'i harus memahami kultur budaya pendengar dengan penggunaan bahasa yang relevan. Menggunakan kata-kata penuh hikmah dan pengajaran dengan tepat agar pesan agama bisa tersampaikan dengan tajam.
"Jadi kesimpulannya,seorang da'i harus memiliki kualitas lisan.Hal ini mencakup kejelasan,kesantunan,kelembutan, kefleksibelan dan kearifan dalam berbicara.Sehingga pesan yang disampaikan bisa efektif serta bisa memadukan hal positif dalam kehidupan orang lain," ucap dosen tetap di STAI Miftahul Ulum Kabupaten Tasikmalaya ini.
Ustadz AYA yang kini aktif mengajar di STAI Miftahul Ulum, STIT Al Zahra Cibalong dan STISA As Shofa Miftahul Huda Kabupaten Tasikmalaya ini mempunyai harapan terhadap telah digelarnya Mutaqo Du'at dan Wisuda Akbar Standarisasi Da'i MUI ini.
Baca Juga: Ketua LD PC NU Aslim Sikapi Persoalan Dakwah Ditengah Pandemi
"Semoga Wisuda Standarisasi Da'i MUI dan Wisuda Akbar yang telah dilaksanakan ini bisa memberikan kontribusi positif untuk umat. Dan kualitas da'i Indonesia akan semakin meningkat dalam mengahadapi zaman dengan tetap berpegang pada sendi-sendi Agama Islam," pungkas Ustadz AYA.***