Indonesia akan Diterjang Gelombang Panas Tinggi, Begini Tanggapan BMKG

- 15 November 2020, 11:22 WIB
Bumi.
Bumi. /pixabay.com/
PRIANGANTIMURNEWS-
Baru-baru ini Indonesia diisukan oleh gelombang panas yang tinggi. BMKG jelaskan penyebab suhu yang lebih tinggi dari biasannya.
 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyatakan bahwa, Indonesia tidak sedang terjang gelombang panas seperti yang dikatakan netizen di sosial media.
 
Kabar yang beredar begitu cepat mengutip bahwa, suhu udara Indonesia mencapai 40 derajat Celsius pada siang tadi.
 
 
Melalui pernyataan tertulis, BMKG mengatakan, Sabtu 14 November 2020 sesuai berita yang beredar itu, sebenarnya tidak sesuai dengan kondisi panas dan terik saat ini karena kondisi suhu panas tidak tergolong kategori gelombang panas.
 
Sebagaimana di kutip Pikiran-Rakyat.com dengan artikel berjudul "Ramai Isu Indonesia Diterpa Gelombang Panas, BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Lebih Tinggi dari Biasanya".
 
Dalam ilmu klimatologi, gelombang panas adalah periode cuaca atau suhu panas yang tidak wajar dan biasa berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih yang disertai kelembapan udara tinggi.
 
Suatu kawasan dianggap terkena gelombang panas jika mencatatkan suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik seperti melonjak lima derajat Celsius dibanding normal.
 
BMKG menjelaskan, apabila suhu maksimum itu terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
 
Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara menetap dalam beberapa hari.
 
Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di Indonesia, suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
 
Antara melaporkan, suhu lebih dari 36 derajat Celsius di Bima, Sabu, dan Sumbawa pada 12 November 2020.
 
Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37,2 derajat Celsius.
 
upakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum di wilayah itu dan masih dalam ambang batas wajar.
 
Sebab suhu tinggi beberapa waktu terakhir karena ada kedudukan semu gerak matahari yang tepat di atas Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.
 
menurut BMKG, posisi semu itu membuat paparan cahaya matahari memicu peningkatan suhu. Posisi semu matahari di atas Jawa akan terjadi dua kali yaitu pada November dan April.
 
Salah satu dampak kedudukan semu itu adalah kawasan Jawa dan NTT mengalami peningkatan suhu tetapi tidak tergolong terkena gelombang panas.***

Editor: Agus Kusnanto

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x