Ratusan Santri Positif Covid-19, Pesantren Persis Benda Kota Tasikmalaya Dikarantina

- 16 Februari 2021, 21:35 WIB
Personel Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, memeriksa santri yang akan dievakuasi ke tempat isolasi, pada Senin, 15 Februari 2021.
Personel Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, memeriksa santri yang akan dievakuasi ke tempat isolasi, pada Senin, 15 Februari 2021. / Priangantimurnews Rommy Roosyana/

PRIANGANTIMURNEWS - Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) 67 di Jalan Benda, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, dikarantina sementara setelah ratusan santrinya terkonfirmasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, dari 832 sampel tes swab yang diperiksa Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat, hasilnya 380 orang dinyatakan positif Covid-19.

Setelah para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 diisolasi kata Yusuf, pihaknya menerapkan sistem karantina sementara untuk pesantren itu. Seluruh penghuni dilarang keluar masuk lingkungan pesantren.

Baca Juga: Menkopolhukam Komentari UU ITE,  Mahfud MD: Mari Kita Buat Resultante Baru, Ini Kan Demokrasi

"Untuk sementara di-lockdown dulu, tidak boleh ada yang keluar-masuk pesantren. Semua kebutuhan mereka ditanggung pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, ratusan santri dan puluhan pengajar dievakuasi dengan mengerahkan 21 ambulan untuk diisolasi di beberapa lokasi pada Senin, 15 Februari 2021 sore.

Para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 kata Yusuf, ditempatkan di tiga lokasi, sebagian besar difokuskan di Hotel Crown, yang tak jauh dari lokasi pesantren.

Baca Juga: Ashanty dan Ketiga Anaknya Positif Covid-19, Inilah Kronologinya

Sementara sebagian santri lainnya ditempatkan di Rumah Sakit Dewi Sartika, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Sisanya, diisolasi di lingkungan pesantren karena keterbatasan kapasitas ruang isolasi.

"Sisanya, ada 100 santri yang diisolasi mandiri di pesantren. Penempatan disesuaikan dengan kondisinya hasil pemeriksaan tim medis," katanya.

Munculnya kluster baru di pesantren ini, membuat Yusuf khawatir akan kenaikan grafik perkembangan Covid-19 di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Inilah Kata-Kata yang Membuat Sara Blakely bisa Menjadi Seorang Miliarder

Padahal sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir grafik perkembangan Covid-19 di daerah yang dipimpinnya relatif landai.

Untuk mengurangi kemungkinan itu, Pemkot Tasikmalaya akan terus menggiatkan Satgas di tingkat kelurahan dan lingkungan terkecil hiingga RT dan RW.

Diberitakan sebelumnya, kemunculan kluster baru di pesantren itu berawal dari seorang santri yang sebelumnya berstatus reaktif dari hasil tes cepat antigen. Santri putri tersebut sebelumnya mengalami gejala awal berupa demam dan kehilangan indra penciuman.

Baca Juga: Presiden Jokowi Perkenalkan Nama-Nama Dewan Pengawasan dan Direktur Lembaga Pengelola Investasi

Anggota satuan pengamanan pesantren, Koko Apipudin menceritakan, seorang santri putri yang diketahui berasal dari Kabupaten Garut itu diisolasi di lingkungan pesantren. Dia dipisahkan dengan santri lainnya, di bawah pengawasan petugas medis.

"Kemudian ada lagi santri putra yang tanpa gejala. Keduanya langsung diisolasi di sini (lingkungan pesantren). Pihak pesantren juga langsung melapor ke Satgas (Satuan Tugas Covid-19)," ungkap Koko.

Hasil koordinasi dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, diputuskan untuk melakukan penelusuran. Dari hasil penelusuran, kedua santri itu diketahui melakukan kontak erat dengan ratusan santri lain, karyawan, dan para pengajarnya.

Baca Juga: Ratusan Santri Pesantren Persis Benda Kota Tasikmalaya Dipulangkan

Pemerintah Kota Tasikmalaya mengerahkan tim Satgas Penanganan Covid-19 dibantu sejumlah personel Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cigeureung untuk melakukan tes swab massal pada 9 Februari lalu.

Semua penghuni pesantren yang seluruhnya mencapai seribu orang dites polymerase chain reaction (PCR). Sampel hasil tes swab para santri dan para pengajar dikirim ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.

Hasilnya, dari 832 sampel tes swab yang diperiksa di Labkesda, 380 orang dinyatakan positif Covid-19. Para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 ditempatkan di tiga lokasi, sebagian besar difokuskan di Hotel Crown, yang tak jauh dari lokasi pesantren.

Baca Juga: Bagaimana Agar Laptop Tidak Mudah Rusak? Inilah 7 Tips dan Cara Merawat Laptop dengan Baik

Sementara sebagian santri lainnya ditempatkan di Rumah Sakit Dewi Sartika, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Sisanya, diisolasi di lingkungan pesantren karena keterbatasan kapasitas ruang isolasi.

Sisanya, ada 100 santri yang diisolasi mandiri di pesantren. Penempatan disesuaikan dengan kondisinya hasil pemeriksaan tim medis.

Dinas Kesehatan hingga Selasa, 16 Februari 2021, mencatat akumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya sebanyak 3.913 orang. Dari angka tersebut, 779 kasus aktif, 791 menjalani isolasi, 3.065 orang dinyatakan sembuh, serta 69 orang meninggal dunia.***

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah