Alat musik ini diduga sudah ada di Jawa sejak 404 Masehi. Hal tersebut terlihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Baca Juga: Muradi Serahkan Formulir Syarat Ikut Open bidding Rektor Universitas Siliwangi
Gamelan tidak hanya dimainkan untuk pertunjukan seni, tetapi juga dalam berbagai kegiatan tradisional dan ritual keagamaan.
UNESCO mencatat nilai filosofi gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta.
"UNESCO juga mengakui bahwa gamelan, yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan nilai-nilai saling menghormati, mencintai, dan peduli satu sama lain," terang Hilmar.
UNESCO yang berarti pengakuan dunia, akan meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata internasional. "Ini berarti kita semakin dituntut untuk melestarikan warisan budaya gamelan.
Sekaligus, ini juga menjadi tantangan kita semua untuk menunjukkan kepada dunia tentang upaya Indonesia memajukan kebudayaan,” katanya.
Baca Juga: Ancol Siapkan Rekreasi Bagi 1000 Nakes Wanita di Hari Ibu Tahun 2021
Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako, sekaligus Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar menyampaikan bahwa gamelan telah lama dimanfaatkan sebagai aset diplomasi.
Ia berkomitmen untuk terus mempromosikan gamelan melalui berbagai aktivitas seperti pembelajaran gamelan untuk masyarakat asing dan pertukaran budaya.