Seorang Anak di Tasikmalaya Depresi dan Meninggal Dunia Akibat Perundungan

- 21 Juli 2022, 17:37 WIB
Ilustrasi bullying.
Ilustrasi bullying. /Pexels/Mikhail Nilov/

PRIANGANTIMURNEWS- Seorang anak berinisial PH yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia akibat depresi karena perundungan yang dilakukan teman-temannya.

Atas peristiwa meninggalnya PH, kedua orangtuanya yaitu Ad (41) dan Ti (39), warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, berduka cita.

Ibu korban, Ti menceritakan bahwa anaknya sering mengeluhkan sakit pada tenggorokannya. Selain itu sering kali mendapatkan perlakuan tidak baik yaitu dipukul teman sepermainan.

Baca Juga: Cara Ganti Background Foto Jadi Warna Merah atau Biru Secara Online Tanpa Aplikasi Tambahan

Selain itu, PH juga mengaku sempat dipaksa serta direkam video oleh temannya untuk menyetubuhi kucing.

Hal tersebut juga dituturkan oleh Ibu korban, dan mengatakan bahwa PH ketika meninggal masih duduk di kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Di rumah gubuk berdinding bilik dan papan, kedua orangtua PH tampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya tersebut.

Baca Juga: Jadi Presiden Sri Lanka Ke 9, Ini Profil dan Deretan Prestasi Ranil Wickremesinghe

Sementara, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, awal kejadian perisakan tersebut mengemuka dan diketahui melalui rekaman video yang menyebar di di media sosial.

Dalam video tersebut memperlihatkan korban yang dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk menyetubuhi kucing.

"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia," tutur Ato Rinanto, Rabu 20 Juli 2022.

Baca Juga: Skuad Persib Bandung 2022-2023, Mampukah Menjadi Juara di Liga 1 2021-2022?

Dia melanjutkan bentuk perundungan dari teman-temannya merupakan adegan yang tidak senonoh dan korban dipaksa dan diancam teman sepermainannya untuk melakukan adegan tersebut.

"Akibat kerap menjadi korban perundungan, anak kedua dari pasangan Ad dan Ti itu terlihat murung dan enggan keluar rumah," tuturnya.

Akibat kejadian tersebut, korban pun enggan untuk makan dan minum sehingga kesehatan PH terganggu hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Baca Juga: Skuad Persib Bandung 2022-2023, Mampukah Menjadi Juara di Liga 1 2021-2022?

Namun, sayangnya, nyawa dari murid SD yang berada di Kecamatan Singaparna tersebut tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.

hingga, kedua orangtua PH pun saat ini masih terpukul atas kepergian sang anak, dan kondisi psikisnya belum stabil.

"Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," kata Ato Rinanto.

Baca Juga: PUBG dan Mobile Legend Sudah Terdaftar PSE, FIFA, Efootball, Apex Legend, Dota 2 Bagaimana Kabarnya?

Ditempat terpisah, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.

Namun demikian, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan.

"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," jelasnya.***

 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah